Kazuyoshi Miura

Pada umumnya, karier pesepak bola akan berhenti ketika memasuki usia kepala empat. Faktor ketahanan fisik yang tidak lagi prima menjadi alasan.

Setelah gantung sepatu, biasanya nama pesepak bola bakal hilang dari peredaran. Kecuali pesepak bola tersebut sukses sebagai pelatih atau petinggi klub, namanya kerap dianggap "mati".

Akan tetapi, keputusan berbeda diambil oleh Kazuyoshi Miura. Pria kelahiran Shizuoka tersebut menolak untuk mati, King Kazu tidak ingin namanya hilang begitu saja.

Seperti Sentaro yang berkelana mencari keabadian, Kazuyoshi Miura juga sudah mengembara sejak muda. Kazu sudah pergi ke Brasil untuk menimba ilmu di akademi sepak bola CA Juventus.

Kazuyoshi Miura

Hingga kembali ke Jepang pada 1990, Kazuyoshi Miura sempat membela sejumlah klub Brasil seperti Santos, Palmeiras, dan Coritiba. Kazu pun menjadi langganan di timnas Jepang.

Nama Kazuyoshi Miura semakin meroket setelah pulang ke Jepang. Pria yang kini berusia 52 tahun tersebut membela Verdy Kawasaki sejak 1990 hingga 1998.

Pada musim 1994-1995, Kazuyoshi Miura sempat dipinjamkan ke Genoa dan menjadi pesepak bola asal Jepang pertama yang bermain di Serie A. Kazu mengikuti jejak Yasuhiko Okudera beraksi di Eropa.

Kazuyoshi Miura sempat membela Dinamo Zagreb, Kyoto Purple Sanga, Vissel Kobe, sebelum akhirnya berlabuh di Yokohama FC sejak 2005. Namun, Kazu sempat dipinjamkan ke Sydney FC.

Kazuyoshi Miura

Pada 2017 silam, dua rekor dipecahkan langsung oleh Kazuyoshi Miura. Pertama sebagai pesepak bola tertua yang bermain sekaligus mencetak gol di kompetisi profesional, mengalahkan torehan Stanley Matthews.

Menjelang ulang tahun ke-53 pada 4 April mendatang, Kazuyoshi Miura melakukan gebrakan. King Kazu memperpanjang kontrak selama satu musim dengan Yokohama FC.

Kini, empat dekade sudah Kazuyoshi Miura memperpanjang masa hidupnya di dunia sepak bola. Kazu sudah menemukan keabadian, setidaknya umur kariernya jauh lebih panjang dari pesepak bola kebanyakan.

"Kita tidak berhenti bermain karena kita sudah menjadi tua. Namun, kita menjadi tua karena kita berhenti bermain," - George Bernard Shaw.