Alih-alih melakukannya, PSG seperti halnya "anak baru" lainnya di ajang Liga Champions: tidak memiliki mental, tak punya karakter bermain, dan cenderung kalah sebelum berperang. Ini jelas bukan salah pelatih PSG, Unai Emery, karena timnya memang tidak bekerja semestinya. Absensi Neymar karena cedera jelas bukan alasan di balik performa buruk tersebut.

"Sikap mereka (PSG kala melawan Madrid) sangat mengecewakan. Saya mengharapkan agresivitas dan intensitas lebih dari mereka. Saya tidak tahu apa yang terjadi dalam benak pikiran mereka. Apa yang saya katakan adalah, saya selalu mempertimbangkan Emery sebagai pelatih yang sangat bagus, jadi ini meninggalkan satu pertanyaan," kata Sacchi menjelaskan.

"Apakah para pemain mengikutinya (instruksi Emery)? Ini seperti skrip film. Jika skripnya buruk maka aktor yang hebat saja tidak cukup untuk membuat film yang bagus. Seorang pelatih harus diikuti timnya. PSG juga telah banyak mengeluarkan uang, tapi itu saja mungkin takkan cukup bagi mereka. Mereka tak punya sejarah hebat di Eropa. Jadi, jika mereka ingin benar-benar memenanginya, mereka butuh rencana dan gagasan jelas," terangnya, diberitakan Marca, Sabtu (10/3).

Kartu merah yang diterima Marco Verratti saat melawan Madrid bisa mewakili mental PSG di Liga Champions. "Saya melihatnya (Verratti) tumbuh dan berkembang sejak berusia 17 tahun, dan ketika saya menyaksikan sikapnya itu (kontra Madrid): Anda tidak bisa bersikap seperti itu. Jika Anda melakukannya, maka akan ada masalah," imbuh Sacchi.

Terakhir, Sacchi memberikan sarannya kepada PSG, apabila mereka masih bermimpi menjuarai Liga Champions. Alangkah bagusnya, jika kekuatan uang yang mereka miliki, digunakan untuk merekrut pemain seperlunya di posisi yang dibutuhkan pelatih, ketimbang menghabiskannya hanya untuk membeli satu pemain (Baca: Neymar yang dibeli dari Barca sebesar 222 juta euro).

"Saya juga tidak berpikir, Anda bisa mengatakannya sebagai proyek bagus ketika Anda menghabiskan, uang seperti yang dilakukan kepada Neymar, karena Anda butuh organisasi bermain yang bagus sebelum dapat berkembang. Terpenting adalah klub meraih kemenangan, melalui visi, kompetensi, peraturan, dan pilihan, hanya dengan ini sebuah tim akan terbentuk," pungkas Sacchi.