Bermain dari belakang yang selama ini jadi keunggulan City berubah menjadi kelemahan. Ini karena seringnya pemain City kehilangan bola. Berbeda dengan tim lain, Liverpool melakukan tekanan secara efektif dan terus menerus karena memiliki kecepatan.

Klopp selama ini memang menuntut para pemainnya selalu dalam kondisi fit. Banyak yang menyebut permainan Klopp sangat menguras tenaga pemainnya. Karena itu dia memilih pemain yang dalam kondisi benar-benar fit untuk laga ini. Klopp tak memainkan Adam Lallana dan memilih Georginio Wijnaldum, Emre Can, dan Alex Oxlade-Chamberlain yang lebih bertenaga.

Liverpool memadatkan lapangan di area pertahanan City dan lini tengah. Tekanan membuat pemain belakang City, yang menjadi awal permainan, tak nyaman. Mereka harus mengatasi tekanan sekaligus kesulitan mencari sasaran umpan di lini tengah.

Lalu, apa arti dari kekalahan Manchester City ini? Akankah tim berikut tak lagi sulit meladeni pasukan Guardiola? Sejatinya secara teori, untuk mematahkan permainan dominan Manchester City adalah dengan menekan di area pertahanan dan memadatkan lini tengah. Namun itu hanya teori karena tak semua tim bisa melakukannya secara sempurna.

Banyak tim tak memilih itu dan memutuskan untuk mengambil cara lain, kebanyakan dengan menumpuk pemain di lini pertahanan dan membiarkan City menguasai bola sembari menanti peluang serangan balik.

Salah satu alasan mengapa Liverpool bisa mengalahkan City adalah mereka sangat berbahaya di depan gawang. Liverpool adalah tim paling subur kedua di Premier League musim ini di belakang City. Saat laga di malam tahun baru, City kesulitan menghadapi Crystal Palace.

Crystal Palace berhasil meredam City dengan menekan sejak area pertahanan. Pemain depan dan tengah Palace selalu mengganggu pemain belakang City yang berusaha mengalirkan bola. Namun, saat sukses merebut bola Palace tak bisa memanfaatkannya secara maksimal. Ini bedanya dengan Liverpool yang bisa membuat tiga gol dari tiga kesalahan yang dibuat pemain belakang City.

Sekali lagi, tak banyak tim di Premier League yang punya energi dan kecepatan seperti Liverpool. Tak semua tim tampil penuh energi dan kecepatan seperti Borussia Dortmund saat dipegang Klopp. dan yang terpenting, hanya Liverpool yang memiliki Roberto Firmino, Sadio Mane, dan Mohamed Salah di lini depan.

City akan tetap tampil seperti yang mereka mainkan karena mereka memang hebat. Tapi jika sebuah tim memiliki kekuatan, energi, kecepatan, dan lini depan mematikan, City bisa dihentikan. Meski demikian dibutuhkan pula keberanian. Buktinya Manchester United memiliki itu semua namun memilih bermain bertahan.