Tekanan dari Leipzig

Julian Nagelsmann
Julian Nagelsmann

Dilansir dari situs resmi Bundesliga, Nagelsmann mengatakan bahwa ia terbebani dengan tugas berat yang diberikan oleh klub yang disampaikan oleh Direktur Olahraga Leipzig, Ralf Rangnick, agar klub yang ia latih bisa menjuarai Bundesliga.

Namun, Nagelsmann menggap beban itu adalah tantangan dan motivasi bagi dirinya. Mengingat ia memiliki pemain yang bisa dibilang berkualitas seperti Timo Werner, Yusuf Poulsen, hingga Patrik Schick.

"Saya senang mereka (manajemen Leipzig) memercayakan klub ini kepada saya, sekaligus mematok target juara," tutur Nagelsmann.

"Memang juara masih jadi sesuatu yang gelap bagi kami. Saya tidak tahu. Namun, ambisi meraih gelar juara inilah yang membuat saya semakin bersemangat," lanjutnya.

Teknologi Footbonaut

Footbonaut
Footbonaut

Footbonaut merupakan teknologi yang sering digunakan oleh klub sepakbola untuk melihat bagaimana proses permainan mereka. Sistem Footbonaut ini bekerja dengan empat kamera, dua dari atas menara tinggi di atas garis tengah dan satu di belakang setiap tujuan. Sistem ini dikontrol langsung oleh satu orang.

Nagelsmann menggunakan sistem ini agar bisa memberikan poin menarik dan menjelaskan situasi dengan lebih detil dengan empat sudut yang berbeda. Dengan adanya teknologi ini Nagelsmann berharap anak asuhannya dapat mendapatkan gambaran harus bermain seperti apa.

Metode kepelatihan menggunakan teknologi tipikal di Bundesliga, Jerman. Nagelsmann menggunakannya dengan baik di era sepak bola modern ini.

Metodologi Kepelatihan

Bukan hanya menerapkan teknologi bernama Footbonaut, Nagelsmann juga memiliki metode kepelatihan yang cenderung esentrik dan dibagi menjadi dua hal: tidak ada pembicaraan tim (team talk) dan baru memberikan susunan pemain laga di hari pertandingan.

Soal pembicaraan tim yang biasanya digunakan pelatih-pelatih untuk memotivasi pemain di hari pertandingan, atau untuk sekedar mengingatkan kembali soal taktik dan gaya bermain, Nagelsmann melakukannya dua hari sebelum laga dimulai.

"Saya membahas rencana permainan dua hari sebelumnya. Ada banyak pelatih yang melakukannya pada hari pertandingan. Itu bukan cara saya bekerja, tetapi saya mengatakan beberapa patah kata dari hati setelah pemanasan, sebelum kami bertanding," ungkap Nagelsmann.

"Kadang-kadang saya memberi tahu beberapa anekdot, tapi itu karena saya diharapkan melakukan hal seperti itu sebagai pelatih. Sebenarnya tidak banyak yang bisa dikatakan. Para pemain tahu rencana permainan, mereka punya informasi di dinding di ruang ganti dan animasi di ponsel mereka."

Sementara untuk susunan pemain yang baru diberitahukan Nagelsmann di ruang ganti pemain di hari pertandingan, Nagelsmann mengaku melakukannya untuk mengontrol level kompetitif anak-anak asuhnya, khususnya mereka yang masih muda.

Sesi Latuhan Leipzig
Sesi latihan Leipzig

Ego pemain di sepak bola modern memang jadi salah satu kekhawatiran besar pelatih-pelatih. Dipengaruhi media sosial, para pemain cenderung menilai dirinya lebih besar ketimbang klub.

Dengan pemberitahuan susunan pemain tepat di hari pertandingan, Nagelsmann berharap para pemain muda juga berpikir mereka selalu masuk pertimbangan bermain di tim utama setelah berlatih keras di sesi latihan.

"Saya tidak memberi tahu para pemain siapa yang memulai pertandingan sampai kita berada di ruang ganti di stadion," imbuh Nagelsmann.

"Ini mempertahankan moral. Ada bahaya, terutama dengan pemain muda, mereka bisa menghabiskan waktu terlalu lama di depan TV pada malam sebelum (laga) karena mereka akan berpikir: 'Saya tidak bermain besok'. Meskipun saya bukan tipe orang yang mengkritik pemain atas tindakan mereka, saya tidak ingin ada yang keluar sebelum pertandingan."

Sah-sah saja menjadi pelatih yang esentrik selama hasilnya berdampak bagus untuk atmosfer tim. Julian Nagelsmann sejauh ini melakukannya dengan baik dan, cepat atau lambat, namanya akan disandingkan dengan pelatih-pelatih top Eropa.

Penulis: Riyan Rizky