Joshua Zirkzee (x/ManUtd)
Seiring datangnya Matheus Cunha, Bryan Mbeumo, dan Benjamin Sesko pada musim panas 2025, persaingan di lini depan Man United kian ketat.
Zirkzee menjadi penghangat bangku cadangan musim ini setelah musim lalu mencetak tujuh gol, dan memberikan tiga assists.
Performa pemain berusia 24 tahun berkembang musim lalu setelah sempat dikritik fans dan ia menangis.
Zirkzee pendribel bola handal dan juga memiliki kemampuan membangun serangan, tetapi menurut salah satu analis sepak bola, Franco Ordine, Zirkzee salah mengambil keputusan gabung Man United.
Ordine menggambarkan Man United seperti kubangan dan mencontohkannya pada kasus Hojlund.
"Pertanyaannya bukan apakah dia (Zirkzee) pemain gagal atau pemain hebat, tetapi dia mengambil jalan yang salah," kata Ordine kepada Tuttomercatoweb.
"Dia berakhir di klub yang telah menjadi kubangan, lihat saja bagaimana Hojlund terlahir kembali di Naples."
"Agen itu lebih memilih uang daripada memikirkan karier kliennya," tegas Ordine.
Jarang mainnya Zirkzee berujung dengan nasibnya di timnas Belanda hingga Ronald Koeman tak memanggilnya pada dua laga terakhir, melawan Malta dan Finlandia.
"Tidak diragukan lagi bahwa rasa frustrasi Zirkzee telah meningkat secara signifikan dalam beberapa minggu terakhir," demikian tulisan di Dailymail.
"Dan sekarang satu-satunya kesempatannya untuk menyelamatkan musim yang bisa membuatnya kehilangan tempat di Piala Dunia tampaknya adalah dengan mencoba mengamankan kepindahan pada bulan Januari."