Setelah menimang-nimang keputusan, Eales akhirnya bergerak mengamankan Martinez dengan mahar 4,05 juta pounds atau Rp 83 milar. Saat ini, keputusan tersebut berbuah manis bagi Atlanta United.

Pada musim keduanya, Martinez dinobatkan sebagai pemain terbaik MLS. Selain itu dia juga menjadi pencetak gol terbanyak dengan 31 gol dalam 34 pertandingan.

"Ini adalah hari istimewa bagi saya, keluarga, rekan satu tim dan juga kota ini. Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada para penggemar atas dukungan yang luar biasa pada tahun ini," tegas Martinez dalam acara pemberian penghargaan.

"Saya berharap bisa memotong piala ini dan memberi mereka masing-masing bagiannya," lanjut sang bomber.

Seiring penampilannya yang terus menanjak, Martinez pun dikaitkan dengan sejumlah klub Eropa. Namun, ia masih ingin bertahan membela panji Atlanta United.

"Saya telah mengatakan sebelumnya, saya senang di sini. Saya merasa ada di rumah. Saya mendapatkan dukungan yang luar biasa. Semua kemenangan ini menjadi milik tim. Banyak hal besar terjadi karena dukungan luar biasa dari para suporter," ungkap Martinez.

Satu di antara keinginan Martinez yang belum tercapai adalah membawa Venezuela berlaga di Piala Dunia. Apalagi, Venezuela merupakan satu-satunya negara di Conmebol yang belum pernah tampil di Piala Dunia.

"Saya merasa seperti berada dalam misi membawa Venezuela ke Piala Dunia sejak hari pertama mengenakan seragam. Itu adalah mimpi anak laki-laki. Setiap orang Venezuela ingin hidup untuk melihat timnas ke Piala Dunia. Jadi, setiap pemain yang mengenakan jersey timnas punya tanggung jawab," ujar Martinez.

Josef Martinez membuktikan jika harga bukanlah tolak ukur. Ibrahimovic boleh saja datang dengan segala sorotan media saat pertama kali menuju MLS, namun nyali Martinez tak sedikit pun mengendur.