Dengan alasan ini, Bojan mempertanyakan pernyataan mantan penerjemah pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong, Jeong Seok Seo atau yang akrab disapa Jeje.
Saat menjadi narasumber dalam salah satu acara podcast mengenai sepak bola, Jeje menyinggung keputusan Shin Tae-yong yang memasukkan pemain Eliano Reijnders saat Timnas Indonesia melawan Bahrain pada putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 yang berlangsung pada 10 Oktober lalu.
Menurut Jeje, masuknya Eliano Reijnders sebagai pemain pengganti membuat Timnas Indonesia yang sebelumnya unggul 2-1, malah berakhir menjadi seri 2-2.
Hasil itu dikatakannya membuat Shin Tae-yong sedikit menyesal.
Eliano Reijnders. (Instagram/eliano.r)
Sontak, hal itu membuat Bojan Hodak geram. Sebab baginya Eliano merupakan pemain yang bagus dan menjadi salah seorang pemain andalan Persib di setiap pertandingan.
Apalagi faktanya, Eliano masuk di awal babak kedua menggantikan Sandy Walsh saat skor masih imbang 1-1. Setelah itu Timnas Indonesia mencetak gol pada menit 74 melalui Rafael Struick dan kebobolan melalui Mohamed Marhoon pada menit 90+9.
“Saya membaca soal ada penerjemah yang berbicara omong kosong mengenai dia. Eliano adalah pemain top, dia datang ke sini dengan bisa bermain di banyak posisi, dia bisa bermain sangat bagus,”
“Jadi mungkin beberapa orang lebih baik untuk tetap melakukan tugasnya sebagai penerjemah dan tidak perlu bicara mengenai sepakbola, karena ini untuk ahli, bukan bagi penerjemah,” tegas Bojan.
Bojan pun membuktikan Eliano merupakan pemain yang memiliki daya jelajah tinggi dan banyak berlari, baik untuk mengamankan pertahanan maupun membantu serangan.
“Dia itu bertubuh ringan, dia masih muda dan sebagai pemain dia bisa banyak berlari. Dia bisa berlari 10 kilometer, kemarin dia bermain 10 kilometer dan sebelumnya juga,”
“Dimanapun saya menyimpannya, dia selalu tersenyum, dia selalu mengerahkan yang terbaik. Bagi saya, dia adalah perekrutan terbaik,” tegasnya. (Laporan Kontributor Gigi Gaga/Bandung)