Karier Berliku Melo

Memiliki kakak yang bermain di tim sebesar Lakers serta ayah yang nyentrik, tentu tidak mudah bagi Melo. Sejak kecil, namanya sudah menjadi sorotan media.

Ketika Lonzo yang digadang-gadang sebagai pebasket terbaik di keluarga gagal di NBA, beban untuk Melo semakin bertambah. Tidak habis akal, pebasket berusia 19 tahun itu memilih hijrah ke Australia.

Di Australia, Melo bermain profesional. Memang kualitas Liga Profesional Australia jauh di bawah NBA atau NCAA, namun banyak pelajaran berharga yang diraihnya dari sana.

Berdasarkan laporan Bleacher Report, fisik Melo berkembang drastis di Australia. Bahkan, dibandingkan kakaknya saat seumurannya dia jauh lebih atletis.

Tentu saja bangunan tubuh Melo menjadi sorotan. Maklum, Lonzo terkenal sebagai point guard defensif yang sayangnya memiliki fisik kurang mumpuni.

LaMelo Ball

Gaya bermain Melo juga berbeda dibandingkan Lonzo meski memiliki skillset yang sama. Keduanya mengandalkan visi di atas lapangan dan game IQ yang tinggi.

Namun, Lonzo membutuhkan beberapa pemain yang bisa menjadi kreator untuk memaksimalkan kemampuannya. Sementara itu, Melo lebih fleksibel dengan kemampuan fisik yang dimilikinya.

Tubuh lebih atletis juga yang membuat sang adik lebih jago soal urusan mencetak skor. Kalau boleh diukur, kemampuan Melo memang dibawah kakanya, tetapi permainannya lebih mudah diintegrasikan dengan tim.

Dengan berbagai kombinasi di atas serta pengalamannya bertahan hidup di Australia, LaMeLo memiliki keunggulan dibandingkan Lonzo. berbeda dengan kakaknya yang selalu aman, Melo harus selalu membuktikan diri.

Andai Minnesota Timberwolves memilih Melo, setidaknya mereka mendapatkan pemain berbakat. Skenario terburuk adalah Melo minimal bisa menyamai Lonzo.

Akan tetapi, kalau Timberwolves beruntung, mereka bakal mendapatkan pemain yang lebih baik lagi. Melo diprediksi bisa bermain seperti Trae Young-nya Atlanta Hawks.