Barcelona (x/FCBarcelona)

Flick mengendalikan apa yang bisa dia kendalikan. Dia menerapkan shift ekstra setiap hari dalam latihan dengan persetujuan para pemain. Flick terobsesi untuk membangun tim yang sangat agresif dalam menyerang tidak peduli apa, kapan, di mana, atau siapa yang mereka lawan.

Yang paling krusial, Flick berhasil mengeluarkan kemampuan terbaik dari para veteran seperti Frenkie De Jong, Jules Kounde, Robert Lewandowski, dan Raphinha. Pada senior ini menjadi pembimbing bagi pasukan muda Barcelona.

Mungkin kontribusi terbesar Flick adalah membesarkan Lamine Yamal. Karena remaja berbakat itu telah menjadi kekuatan yang tidak terhentikan. Kecerdasan taktisnya berperan penting dalam memperbaiki masalah Barca di lini depan.

Permainan menyerang yang agresif Barcelona terbukti di semua kompetisi. Mereka mencetak 169 gol dalam 58 pertandingan, termasuk 43 gol dalam 14 pertandingan Liga Champions.

Namun, perjalanan Barca di musim perdana Flick tidak selalu mulus. Barcelona gagal melaju ke final Liga Champions pertama mereka dalam satu dekade, sekaligus memupus meraih treble.

Harapan mereka untuk meraih tiga gelar pupus oleh Inter Milan dalam salah satu semifinal Liga Champions terhebat yang pernah ada. Kekalahan agregat 7-6 adalah noda langka dalam apa yang seharusnya menjadi musim gemilang bagi Barcelona.

Ke depan, ada satu hal yang mesti dibenahi Flick, yaitu memperbaiki kelemahan pertahanan mereka tanpa mengorbankan kekuatan menyerang.