Alasan Memilih Maroko ketimbang Belanda

Hakim Ziyech dengan timnas Maroko

Bak kacang tak lupa kulit, Ziyech, sama seperti Moubarak Boussoufa, Karim El Ahmadi, Nordin Amrabat, dan Sofyan Amrabat, mengingat baik DNA asli mereka sebagai pemain-pemain berdarah Maroko yang lahir di Belanda.

Mereka punya 1001 alasan untuk memperkuat Belanda yang selalu dianggap negara besar sepak bola di Eropa dan tentu saja, mendapatkan sorotan dan kans meraih trofi lebih besar. Tapi, mereka lebih memilih Maroko, termasuk Ziyech.

“Federasi sepak bola Maroko telah mendekati saya selama bertahun-tahun. Saya lahir di sini (Belanda), tapi asal muasal keluarga saya dari sana (Maroko)”, tutur Ziyech di tahun 2015, ketika ia memilih memperkuat Maroko ketimbang Belanda.

Pilihan itu sempat mendapatkan respons keras dari ikon sepak bola Belanda, Marvo van Basten. “Bodohnya Anda, lebih memilih Maroko padahal kamu berpeluang besar dipanggil (timnas) Belanda,” cetus Van Basten.

Apa boleh buat, Van Basten. Ziyech memang sempat memperkuat timnas Belanda U-19 hingga U-21, tapi, loyalitasnya ada pada negara tempat keluarganya berasal.

Hakim Ziyech dan Herve Renard, pelatih timnas Maroko

Hubungan buruk Van Basten dengan Ziyech pun terungkap tak lama dari momen tersebut. Ternyata, Ziyech pernah kecewa dengan Van Basten, yang melatih Heerenveen pada medio 2012-2014, dan kala itu (2012) Ziyech ada di tim junior Heerenveen.

"Dia sempat akan meminjamkan saya di musim pertama saya, dan mengucap berbagai janji. Namun, setelah itu ia tidak berbicara lagi dengan saya, tanpa alasan yang jelas. Van Basten merupakan legenda di sini, tapi ia bukan pelatih yang bagus" papar Ziyech kepada Fox Sports Belanda.

Tiga tahun berlalu dan Ziyech bisa dengan bangga memperlihatkan pilihannya itu tidak salah: Maroko bermain di Piala Dunia 2018 dan Belanda hanya menjadi penonton. Sampai saat ini, Ziyech sudah menorehkan 23 caps dan 12 gol dengan timnas Maroko.