Sekilas, tampak terlihat jelas di depan publik bahwa Mourinho hanyalah seorang manajer yang banyak mengeluh akan kondisi skuatnya - tidak menerima apa adanya. Namun di satu sisi berbeda, untuk memahami keluhan Mourinho, dia sebenarnya tengah frustrasi.

Manajer atau pelatih mana yang tidak frustrasi, ketika dia dituntut memberikan kesuksesan untuk tim, tapi, terancam tak bisa memulai awal musim dengan pemain-pemain andalan. Belum lagi, transfer Man United terbilang lamban.

Apa yang dirasakan Mourinho hanya satu contoh korban efek Piala Dunia. Hal serupa juga dirasakan pelatih anyar Paris Saint-Germain (PSG), Thomas Tuchel, yang terpaksa menurunkan nama-nama 'asing' ketika timnya dicukur Arsenal dengan skor telak 1-5.

PSG tidak diperkuat Neymar, Edinson Cavani, Kylian Mbappe, yang masih berlibur - Cavani juga masih cedera. Tuchel pun jadi pelatih kedua setelah Mourinho yang menjadi korban Piala Dunia.

"Semuanya mencintai Piala Dunia dan kita semua ingin menyaksikannya, tetapi hal itu memberi dampak besar pada awalan musim kami," keluh Tuchel.

Solusi untuk Masa Depan

Solusi jelas dibutuhkan untuk Piala Dunia mendatang agar tidak menganggu jadwal mepet bergulirnya musim liga-liga top Eropa. Tuchel menyarankan agar waktu bergulirnya musim diundur sehingga pemain punya banyak waktu istirahat lebih, plus klub juga bisa melakukan persiapan dengan matang.

"Harus ada solusi untuk hal tersebut di Piala Dunia mendatang, musim harus bergulir dengan waktu berbeda dari saat ini. Tidak ada alasan untuk liga berakhir di bulan Mei. Kami dapat bermain hingga Juni atau Juli di tahun mendatang," tambah Tuchel.

"Semuanya suka pertandingan sepak bola dan ingin menyaksikan pemain-pemain terbaik, namun, biarkan mereka beristirahat karena merekalah yang berakhir - bukan kami, pelatih. Sepak bola itu pertandingan antar-pemain dan kami harus melindungi mereka."

"Sekarang ini, kami melakukannya, meski situasinya bisa semakin rumit saat musim bergulir dan memberi dampak besar. Namun, kami ingin mereka ada di Piala Dunia dan bermain untuk negeri mereka, mereka juga menginginkannya," terang Tuchel.

FIFA memang harus mempertimbangkan hal tersebut di tahun terjadinya Piala Dunia. Nah, mumpung masih ada waktu empat tahun lagi sebelum Piala Dunia 2022, FIFA bisa memanfaatkannya untuk mencari solusi yang menjadi win-win solution: Piala Dunia tidak menganggu persiapan tim di liga-liga top Eropa dalam menyambut musim baru.