Bakat yang Diiringi Kerja Keras

Anthony Edwards

Menjelang NBA Draft 2020, Edwards digadang-gadang akan menjadi tiga pilihan pertama. Bakatnya disandingkan dengan Victor Oladipo, Donovan Mitchell, Russell Westbrook, atau James Harden.

Kepergian ibu dan neneknya bukan hanya membuat Edwards kehilangan dua orang yang dicintai. Namun dari segi ekonomi pun hidupnya menjadi serba kekurangan.

"Hanya ada dua orang yang selalu berjuang untuk saya, tetapi semuanya sudah berakhir. Tidak ada orang lain yang mengerti soal mimpi saya," kenang Edwards sambil berkaca-kaca.

Berbeda dari kebanyakan orang, Edwards sudah harus bekerja lebih keras sejak usia muda. Dia sudah kehilangan dua orang yang dicintainya ketika baru berusia 14 tahun.

Dukungan dari ibu dan neneknya selalu mengalir. Sang ibu, Yvette, dan nenek, Shirley, selalu menyaksikan Edwards bertanding. Yvette tidak ragu-ragu memarahi putranya dari bangku cadangan.

Hal yang sama membuat rekan-rekan setim Edwards saat itu hadir di pemakaman Yvette. Pun demikian ketika Shirley meninggal dunia tujuh bulan berselang.

"Saya ingin membuat mereka berdua bangga," demikian kalimat yang didengar oleh Antoine keluar dari mulut Edwards. Kalimat yang akhirnya berhasil dia penuhi lima tahun berselang.

Perlahan tapi pasti, Edwards berhasil membuat ibu dan neneknya bangga. Minnesota Timberwolves memilihnya sebagai first pick ketimbang LaMelo Ball.

Dengan menjadi first pick pada NBA Draft 2020, pebasket kelahiran Atlanta itu maju selangkah untuk meraih mimpi. Kini, Edwards tinggal membuktikan diri di pentas NBA.