Hasilnya, Jerman tampil lebih apik, bahkan sempat unggul 2-0 lebih dulu, meski pada akhirnya laga ditutup imbang 2-2. Sekali lagi, kebobolan di lima menit terakhir menjadi bukti masih banyak pekerjaan rumah yang harus dikerjakan Jerman.

Namun, yang perlu digarisbawahi adalah, dari laga melawan Belanda, yang merupakan agenda terakhir di 2018, sudah ada tanda-tanda yang menjanjikan. Bukti bahwa perubahan sudah dimulai.

Coba lihat bagaimana permainan Jerman di paruh pertama melawan Belanda. Mereka tampil selayaknya tim papan atas bermain. Mereka tampil seperti Jerman dengan tambahan gaya bermain yang mengalir, hal yang selama ini jarang terlihat saat Der Panzer tampil. Dan, semua itu terjadi saat Jerman main minus bintang macam Marco Reus, Leon Goretzka, atau Thomas Muller.

Laga melawan Belanda memang sudah tidak menentukan lagi. Artinya Jerman memang bebas dari tekanan. Namun, seperti yang dikatakan Low, target Jerman adalah untuk membenahi dan membangun ulang tim. ajang UEFA Nations League memang dijadikan Low sebagai untuk menemukan sistem yang tepat, pemain yang pas, dan lainnya.

Dan, seiring waktu proses pembenahan sudah terlihat tahap demi tahap. Jika proses terus berjalan, bukan tidak mungkin Jerman akan kembali menjadi tim yang menakutkan.

Tentu saja, apakah proses ini akan terus berjalan dan berhasil? Apakah setelah badai akan hadir pelangi atau justru badai kembali menghantam? Hanya waktu yang bisa menjawabnya.