Gary LinekerTottenham ke Nagoya Grampus Eight

Pada musim 1991-92, kapten timnas Inggris Gary Lineker masih berada pada performa terbaiknya. Dia mampu mencetak total 35 gol untuk Tottenhham Hotspur. Dia juga terpilih menjadi pemain terbaik pilihan jurnalis.

Gary Lineker Tottenham ke Nagoya Grampus Eight

Lineker bahkan diprediksi akan bisa memecahkan rekor gol timnas di Piala Eropa yang kala itu masih dipegang Bobby Charlton. Namun pada musim perdana Premier League, Lineker memilih meninggalkan Tottenham. Yang mengejutkan dan aneh adalah klub Jepang Nagoya Grampus Eight yang dipilih Lineker.

Di Jepang, Lineker lebih banyak absen karena cedera. Lineker kemudian memutuskan gantung sepatu pada 1994. "Masalahnya saat itu saya selalu cedera," ujar Lineker mengenang kiprahnya di Jepang.

Jurgen KlinsmannMonaco ke Tottenham

Jurgen Klinsmann Monaco ke Tottenham

Kepindahan Jurgen Klinsmann ke Tottenham Hotspur pada 1994 terbilang aneh. Pasalnya pada musim 1993-94 Spurs tampil sangat buruk, nyaris terdegradasi. Mereka selamat hanya dengan selisih tiga poin dari zona merah.

Tidak hanya itu, memasuki musim baru, Tottenham harus memulai dengan mnius 12 poin dan dilaran tampil di ajang piala karena masalah finansial. Setelah banding hukuman dipangkas separuh.

Pemilik Spurs Alan Sugar kemudian terbang ke Monaco dan membujuk Klinsmann bergabung tanpa konsultasi dengan Osvaldo Ardiles, manajer Spurs. Klinsmann akhirnya menerima tawaran Sugar secara lisan.

Usaha Sugar berbuah manis, bersama Spurs Klinsmann mampu membuat 29 gol di musim pertamanya dan terpilih menjadi pemain terbaik. Klinsmann kemudian hengkang ke Bayern Munchen musim berikutnya dan sempat kembali di tengah musim 1997-98 sebagai pinjaman dari Sampdoria.

Claudio CaniggiaAtalanta ke Dundee

Nama Claudio Caniggia melesat setelah tampil gemilang bersama Argentina pada Piala Dunia 1990. Caniggia menjadi sosok penting yang membawa Argentina lolos hingga final, meski akhirnya kalah oleh Jerman.

Pada 1992 Cannigia pindah ke AS Roma. Namun di ibu kota Italia ini Caniggia gagal lolos tes doping dan harus menjalani skors 13 bulan. Sempat kembali ke Boca Juniors selepas hukuman, Caniggia kembali ke Italia dan bergabung dengan Atalanta. Gagal memberi kontribusi, Caniggia memilih gantung sepatu.

Namun pada Mei 2000, Ivano Bonetti, yang merupakan sahabat Caniggia, ditunjuk menjadi manajer klub Skotlandia Dundee United. Caniggia keluar dari masa pensiun dan bergabung dengan sahabatnya. Bersama Dundee Caniggia mencetak delapan gol dalam 25 penampilan.