Makna Titel Liga Europa

Berbicara soal trofi, titel Liga Europa, meski disebut titel kasta kedua setelah Liga Champions, tetaplah penting maknanya bagi kedua Sarri dan juga Emery. Khususnya untuk Arsenal.

The Gunners butuh trofi itu untuk bermain di Liga Champions musim depan setelah absen dua musim beruntun. Arsenal gagal meraihnya via jalur Premier League (karena finish di luar empat besar) dan menyisakan Liga Europa sebagai satu-satunya cara ke Liga Champions.

"Kemungkinan kami memenangi titel dan bermain di Liga Champions musim depan. Sekarang saya dapat mengatakan hal yang sama kala ketika kami memulai. Ini akan sulit," ucap Emery dalam konferensi pers jelang laga dimulai.

Arsenal juga membutuhkan trofi Eropa setelah terakhir meraihnya pada 1994 di ajang Piala Winner Eropa. Bagi fans dan Emery: sudah saatnya Arsenal mengakhiri sirkulasi tanpa trofi Eropa dan mulai rajin bertarung merebutkan trofi.

Liga Europa juga menjadi turnamennya Emery karena ia sudah meraih tiga titel Liga Europa bersama Sevilla dari 2014-2017. Pada 2015 Sevilla-nya Emery mengalahkan Liverpool asuhan Jurgen Klopp.

Terlebih musim ini, Arsenal melewati hadangan dua tim top di Eropa, Valencia dan Napoli di fase gugur Liga Europa. Emery seolah tahu bagaimana cara memimpin timnya untuk bermain di Liga Europa dan menjuarainya.

Unai Emery dan Maurizio Sarri

Berbalik 180 derajat dengan koleganya, Sarri malah belum pernah meraih satu pun trofi sepanjang karier kepelatihannya yang dimulai dari tahun 1990. Sarriball akan menantang raja Liga Europa di laga nanti.

Chelsea memang telah berhasil mengamankan tiket Liga Champions via jalur Premier League, namun, mereka sedianya juga lebih membutuhkan trofi Liga Europa ketimbang Arsenal. Khususnya untuk Sarri.

Pelatih asal Italia berusia 60 tahun mendapatkan tekanan tinggi sepanjang musim 2018-19 meski berhasil membawa Chelsea ke final Piala Liga - sebelum kalah dari Manchester City, mencapai empat besar Premier League, dan ke final Liga Europa.

Musim Sarri dilalui dengan ketidaksukaan fans melihat taktiknya yang cenderung monoton, pergantian pemain yang sama (Matteo Kovacic diganti Ross Barkley dan sebaliknya), hingga kekesalan melihat Chelsea kalah 0-10 saat melawan Bournemouth (0-4) dan Man City (0-6).

Belum lagi penentangan dari Kepa Arrizabalaga yang tidak mau digantikan oleh Willy Caballero di final Piala Liga. Kengototan pelatih perokok berat itu berlanjut dengan jarangnya memberikan kesempatan bermain untuk Callum Hudson-Odoi.

Sarri lebih tertekan dari Emery. Belum lagi dengan rumor yang mengaitkannya kembali ke Italia untuk melatih Juventus, Roma, atau AC Milan. Jadi, titel Liga Europa bisa jadi bukti darinya kepada jajaran direksi, bahwa ia masih layak menangani Chelsea musim depan.