Tidak hanya itu, Leclerc juga punya rapor fantastis sebelum naik kelas ke F1 tahun 2018. Pada musim perdana turun di GP3 Series musim 2016, ia langsung keluar sebagai juara umum.

Kemudian ketika debut pada ajang Formula 2 satu tahun berikutnya, Leclerc kembali berstatus sebagai juara. Hebatnya ia begitu dominan saat itu dengan memenangkan tujuh lomba, delapan pole positions, dan 10 podium!

Padahal semua tahu betul, betapa sulitnya persaingan di ajang GP3 Series maupun F2. Potensi Leclerc kembali terlihat ketika menjalani musim debut bersama tim papan bawah Sauber di F1 2018.

Charles Leclerc
Charles Leclerc (Twitter/Scuderia Ferrari)

Di luar dugaan, Leclerc bisa finis zona poin sebanyak sepuluh kali dengan hasil terbaik finis posisi enam di GP Azerbaijan. Dia pun mengakhiri musim di posisi 13 klasemen lewat sumbangan 39 poin.

Padahal satu musim sebelumnya, Sauber hanya mencatat total lima poin. Tapi berkat Leclerc, Sauber finis posisi delapan di klasemen konstruktor F1 2018 dengan torehan 48 poin. Artinya hampir 90 persen poin Sauber musim lalu disumbangkan Leclerc.

Karena catatan di atas pula, Ferrari tidak perlu berpikir panjang untuk mengorbitkan pembalap jebolan akademi mereka tersebut. Tidak bisa dimungkiri, pada F1 2019, Leclerc bagaikan mutiara yang siap bersinar.

Tidak hanya membuat tertekan rekan setimnya, Sebastian Vettel, Leclerc bahkan punya potensi mengacaukan Hamilton untuk menambah pundi-pundi gelar juara dunia.*

Baca Berita Selengkapnya soal F1 Lainnya di KabarOto.com