Semua itu kini hanya cerita bagi sang penjaga gawang timnas U-23 itu. Hari-harinya kini dihabiskan di mess Bhayangkara FC guna mewujudkan mimpinya menjadi salah satu penjaga gawang terbaik di Indonesia.

Bersama tim yang mayoritas pemainnya muslim memudahkan untuk melakukan sesuatu di bulan Ramadan. Memang untuk melakukan shalat taraweh berjamaah dan mengaji bersama rekan satu tim, terasa sulit. Karena tim mengaharuskan latihan malam hari. Sehingga dia melakukan hal itu secara masing-masing.

Akan tetapi, dia mengaku sangat senang meski jauh dari keluarganya. Mengingat keluarga baru Bhayangkara FC selalu ada ketika berbuka puasa dan sahur.

Awan Setho mengatakan semua kegiatan dalam bulan Ramadan dilakukan bersama teman-teman. Contohnya ketika hendak latihan malam hari, dia selalu bersepeda ke lapangan sambil ngabuburit.

Ketika sahur pun sama. Kalau dulu ada ibu atau ayah yang membangunkan, tapi kini teman sekamar yang menggantikan. Semua pun terasa di rumah sendiri.

“Kalau taraweh jarang sih, soalnya juga kan kebanyakan latihan malam. Kalau sahur ya enak-enak saja, bersama-sama seperti itu lucu juga, saling membangunkan satu sama lain. Pokoknya semua dilakukan bersama-sama teman-teman dan itu yang membuat Ramadan di tim sama dengan Ramadan dengan keluarga,” pemain berusia 22 tahun itu menambahkan.*