Jeni mengaku bangga bisa tampil pada Asian Para Games 2018 meski belum bisa memberikan hasil maksimal. Penembak Indonesia itu juga berterima kasih kepada pemerintah karena mendukung penyandang disabilitas.
Setelah itu, Jeni mengungkapkan kecelakaan yang dia derita. Pria berusia 26 tahun tersebut mengaku menderita kecelakaan tersebut saat berdinas di Solo pada 2013. Setelah itu, dia pindah ke Jakarta untuk dinas pada 2014.
Pada kesempatan yang sama, Jeni mengungkapkan harapannya untuk Asian Para Games 2018. Jeni berharap, ajang tersebut bisa lebih membuka mata masyarakat Indonesia.
Prajurit Angkatan Udara tersebut mengaku sempat beberapa kali mengalami pengalaman tidak enak. Jeni pun meminta orang-orang agar melihatnya sebagai setara.
"Saya pernah sedang berjalan, dilihat dari atas sampai bawah seperti orang aneh. Padahal, saya juga manusia, punya hati. Kalau memang penasaran, bisa ajak ngobrol, toh saya juga orangnya welcome kok," tutur Jeni.
"Saya yakin Asian Para Games 2018 bisa membuat orang-orang lebih memahami penyandang disabilitas. Saya berharap ajang ini dapat membuat persamaan hak penyandang disabilitas," imbuhnya.
Harapan Jeni Susilo mengenai efek Asian Para Games 2018 kiranya sudah mulai terjadi secara perlahan. Prajurit ramah senyum ini tentunya dapat merasakan perubahan sejumlah perubahan setelah ajang empat tahunan tersebut.
Perjuangan Jeni Susilo menyatukan hati dan pikirannya dengan pistol angin mulai terbayar. Jeni mampu membela nama Indonesia pada ajang sebesar Asian Para Games 2018.