Pelatih dan Diet Demi Kelangsungan Karier

Seyoyagnya, jika pemain sudah mendekati akhir kariernya, mereka akan mulai memikirkan perjalanan karier berikutnya di dunia kepelatihan. Berbekal pengalaman, para pesepakbola profesional top Eropa punya kans besar jadi pelatih sukses. Pun demikian Casillas.

Akan tapi, ia menolak kesempatan untuk jadi pelatih kiper kelak. “Tidak (jadi pelatih kiper), jika Anda ingin jadi pelatih, maka Anda seharusnya tidak hanya berlatih dengan kiper, Anda harus berbagi pengetahuan kepada seluruh pemain. Dalam kasus saya, saya beruntung merasakan banyak pengalaman dan akan bagus untuk membaginya ke seluruh pemain,” tutur Casillas di AS.

Itu artinya, Casillas bukan hanya ingin menjadi pelatih kiper melainkan pelatih sebuah klub. Namun, semua itu baru akan dipikirkannya nanti setelah pensiun. Casillas saat ini hanya fokus memberikan yang terbaik untuk Porto dalam upaya mempertahankan titel Liga Primeira dan berjuang semaksimal mungkin di Liga Champions.

Usia Casillas memang tidak muda lagi. Kendati demikian, ia terbantu dengan keberadaan Sergio Conceicao, pelatih Porto yang sangat peduli dengan berat tubuh dan diet. Berkat metode kepelatihannya, kelangsungan karier Casillas terjaga dalam kondisi prima.

“Dia (Conceicao) sangat ketat dan disiplin ketika hal-hal itu menyangkut berat tubuh dan kekuatan. Pada usia 37 tahun, metodenya itu menguntungkan saya, memiliki pelatih yang mengharuskan Anda punya berat badan tertentu dan menjalankan diet, karena saya harus lebih memonitor fisik saya,” tambah Casillas.

Entah sampai berapa lama lagi Casillas bisa bermain di level top Eropa. Casillas sudah sangat sukses dengan keberhasilannya meraih dua Euro, satu Piala Dunia, lima La Liga, tiga Liga Champions, dan dua Copa del Rey.