Revisi ini berlaku mulai Rabu (5/6) dan akan diterapkan pertama kali dalam pertandingan UEFA Nations League antara Jerman dan Portugal di Munchen.
Panel aturan permainan IFAB menyatakan bahwa situasi seperti itu sebelumnya belum diatur secara eksplisit dalam aturan tentang tendangan penalti. Akibatnya, wasit cenderung menganggapnya pelanggaran, meski sang pemain tidak melakukannya dengan sengaja.
“Situasi ini jarang terjadi, dan karena tidak secara langsung tercantum dalam aturan, wasit cenderung menghukum penendang,” demikian pernyataan IFAB.
“Namun, bagian dari aturan ini sebetulnya ditujukan untuk situasi di mana penendang secara sengaja menyentuh bola dua kali sebelum disentuh pemain lain.”
Sementara itu, penalti dengan sentuhan ganda yang tidak menghasilkan gol tidak perlu diulang. Dalam adu penalti, tendangan seperti itu tetap dicatat sebagai gagal.
Sedangkan jika terjadi dalam waktu normal atau perpanjangan waktu, wasit akan memberikan tendangan bebas untuk tim bertahan.
Aturan yang telah diperbarui ini juga akan digunakan dalam ajang Piala Dunia Antarklub 2025 di Amerika Serikat.
IFAB merupakan badan pembuat aturan sepak bola dunia yang terdiri atas FIFA dan empat federasi sepak bola Britania Raya. Perubahan aturan dapat dilakukan melalui enam dari delapan suara yang tersedia, dengan FIFA memiliki empat suara dan masing-masing federasi Britania satu suara.