Pebulu tangkis hebat dari Indonesia terus lahir. Mulai dari generasi Rudy Hartono, Lim Swie King, lalu Alan Budikusuma dan Susy Susanti, Taufik Hidayat, hingga terbaru Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo.

Sebut saja Rudy, yang kehebatannya diakui oleh dunia. Pria yang kini berusia 70 tahun tersebut namanya sampai tercatat dalam Guinness Book of Records.

"Saya masuk ke patung lilin dan Guinness Book of Record. Kalau patung lilin, orang Indonesia itu terbatas. Kalau olahraga ya hanya saya saja. Tak bisa disamakan dengan saya," ujar Rudy.

Menurut Susy, regenerasi bulu tangkis di Indonesia tak lepas dari merakyatnya olahraga tersebut di Tanah Air. Bagaimana tidak, hampir setiap Rukun Warga di Indonesia memiliki lapangan bulu tangkis.

Selain itu, bulu tangkis kerap menyelamatkan Indonesia ketika terjadi hal yang tidak diinginkan. Contohnya seperti saat kerusuhan 1998 dan kemenangan di All England ketika muncul pandemi virus corona.

Susy Susanti

"Prestasi selalu ada sejelek-jeleknya. Regenerasi prestasi di bulu tangkis terus berkelanjutan. Sehingga dianggap negara bulu tangkis ya Indonesia meski sekarang ada China, Denmark," kata Susy.

Apa yang dikatakan oleh Susy masuk akal, sejak bulu tangkis dipertandingkan di Olimpiade 1992, satu medali emas hampir selalu dibawa pulang. Susy sendiri memenangi medali emas Olimpiade 1992.

Sayangnya satu dekade terakhir memang ada sedikit penurunan dari segi prestasi bulu tangkis. Rudy sendiri mengaku sedih dengan situasi tersebut.

Bukan apa-apa, Rudy dulu mengharumkan nama Indonesia di ajang All England dengan juara delapan kali, "bagaimana sedihnya saya sekarang Indonesia dibungkam. Saya ingin Indonesia kembali jaya."

Tradisi medali emas bulu tangkis dan Indonesia memang tak bisa dielakkan. Seperti yang dikatakan oleh Susy, bulu tangkis kerap mengharumkan nama Indonesia.