Bukti Ketajaman Gonzalo Higuain

"Sejak debutnya bersama Real Madrid pada Januari 2007, Gonzalo Higuain telah mencetak 224 gol di lima liga top Eropa; hanya Lionel Messi (390 gol), Cristiano Ronaldo (378 gol), Edinson Cavani (239 gol), dan Zlatan Ibrahimovic (237 gol) yang mencetak lebih banyak gol," begitu cuitan @OptaJoe.

Higuain punya tipikal bermain berbeda dari Giroud dan Morata. Gaya mainnya mendekati Giroud dari sisi target man: penahan bola di lini depan dan menanti pergerakan dari lini kedua, tapi Higuain lebih oportunis.

Morata lebih seperti penyerang modern dengan pergerakannya yang lebih suka menjemput bola, bermain melebar, untuk membuka celah di lini belakang lawan.

Baca Juga:

Gonzalo Higuain Minta Dijual ke Chelsea

Alvaro Morata bukan mesin pencetak gol

Tidak perlu jauh-jauh mencari perbandingan atau bukti sampai ke masa lalu untuk membuktikan, bahwa Higuain lebih baik dari keduanya. Perbandingan singkatnya bisa dilihat dari jumlah gol di liga.

Higuain, yang sudah 15 kali tampil di Serie A, mencetak enam gol. Morata mencetak lima gol dari 16 kali kesempatan bermain dan Giroud satu gol dari 17 penampilan di Premier League. Jumlah gol Higuain adalah jumlah gol gabungan keduanya.

Persentase operan sukses Higuain juga lebih besar dari keduanya. Striker berpaspor Argentina punya 83,7 persen akurasi operan sukses, sementara Giroud hanya 68,2 dan Higuain 76,9.

Tingkat konversi gol Higuain juga lebih tinggi pada angka enam berbanding satu Giroud dan lima Morata. Alumni akademi River Plate juga rajin melepaskan tendangan ke gawang lawan dan 18 di antara 52 percobaan tendangan itu tepat sasaran.

Pada musim 2015-16, Higuain mencetak 36 gol dari 35 laga Serie A di bawah asuhan Sarri di Napoli. Ketajaman itulah yang diharapkan Chelsea dari Higuain, karena saat ini lini depan The Blues terlalu bergantung kepada performa Eden Hazard.

Gonzalo Higuain dan Maurizio Sarri

"Berlari di antara ruang bukanlah kekuatan terbaiknya (Higuain), tapi saya pikir Chelsea tidak mencari itu darinya. Mereka menginginkannya untuk bermain di area tertentu," ucap pandit sepak bola, Craig Burley, di ESPN.

"Mereka mencari pergerakan yang merepotkan lawan yang bermain bertahan melawan Chelsea, saat Hazard dapat memberikan umpan (atau bergerak) dan Higuain menarik perhatian bek serta melakukan pergerakan cerdas di area penalti."

"Chelsea terlalu banyak mendominasi penguasaan bola, bahkan sangat banyak (tapi minim penyelesaian akhir). Sekarang, dengan keberadaannya di depan, mereka tahu bisa lebih cepat bermain dengan kualitas penyelesaian akhir yang bagus," imbuh Burley.

Memang itu yang diharapkan Chelsea dari sosok Higuain: penyelesai akhir yang oportunis ketika mendapatkan umpan rekan setim dan bisa menarik perhatian bek lawan. Para penyerang sayap Chelsea bisa bergerak bebas jika Higuain tampil prima.