Nilai Minus

Arsenal memang sedang berada dalam grafis menanjak. Namun dari laga-laga yang mereka menangkan tersebut masih ada sisi minus yang mesti segera dibenahi jika ingin berbicara banyak di semua kompetisi yang mereka jalani.

Arsenal memang menunjukkan mereka memiliki mental tangguh dengan berulang kali memastikan kemenangan di paruh kedua, meraih poin meski tertinggal lebih dulu di babak pertama.

Untuk musim ini, The Gunners merupakan tim yang meraih poin terbanyak di Premier League setelah tertinggal lebih dulu. Ini tentu bukti dari mental pentang menyerah yang ditanamkan oleh Emery.

Ini juga tentu membuktikan kelihaian Emery dalam melakukan adaptasi dalam pertandingan. Saat melawan Liverpool, tidak ada yang menyangka jika Emery memilih menarik keluar Aubameyang dan memasukan Alex Iwobi. Dan keputusan seperti ini acap selalu menjadi titik balik yang membuat Arsenal menjadi Raja Babak Kedua.

Ya, pada musim ini para pemain cadangan Arsenal sudah terlibat langsung dalam terciptanya 10 gol (enam gol, empat assist). Arsenal membuat 24 gol hingga pekan ke-11, 19 di antaranya lahir di babak kedua, tertinggi di Premier League musim ini.

Namun di sisi lain catatan ini juga menjadi salah satu nilai minus dari Arsenal di bawah Emery adalah terlambat panas. Bayangkan di semua laga Premier League musim ini, Arsenal tidak pernah berada dalam posisi unggul saat memasuki babak pertama.

Selain terlambat panas, Arsenal juga masih rapuh di lini belakang. Sebelum melawan Liverpool, Arsenal tercatat sudah menerima 141 kali tembakan dari lawan. Sangat jauh dibandingkan klub papan atas lain seperti Manchester City (59), Liverpool (80), dan Chelsea (89). Menurut data BBC, saat melawan Liverpool, Arsenal menerima 13 tembakan.

Jika urusan terlambat panas dan lini belakang masih membiarkan lawan leluasa melepaskan tembakan, bukan mustahil kebangkitan Arsenal akan terhenti lebih cepat.

Namun paling tidak hingga saat ini, perubahan yang dibawa Emery adalah sebuah hal nyata, bukan fatamorgana.