Selebrasi Javlon Guseynov usai merobek gawang Arema FC, Minggu (20/4). (Media Persita Tangerang)
Sementara itu, CEO Persita, Ahmed Rully Zulfikar, menilai penyelenggaraan musim 2024/2025 menjadi yang terbaik sejak Liga 1 digulirkan pertama kali pada 2017. Hal ini, kata Rully, tak terlepas dari diberlakukannya VAR.
Selama putaran pertama, VAR telah mengawasi 647 insiden, dengan rata-rata 4,2 kali checking per pertandingan. Dari 647 kejadian di lapangan, sebanyak 77 keputusan diubah karena bantuan VAR dan 66 keputusan diambil setelah dilakukan On Field Review (OFR) atau tinjauan langsung dari TV di pinggir lapangan. Dari jumlah perubahan itu, VAR telah menganulir 25 gol, mengeluarkan 20 kartu merah, dan memberikan hadiah penalti sebanyak 22 kali.
Sementara di putaran kedua, sejak minggu ke 18 hingga 34, terdapat 632 kejadian di lapangan yang dipantau VAR juga dengan rata-rata tak jauh berbeda, 4,2 kali checking. Dari jumlah insiden tersebut, ada 87 keputusan diubah berkat VAR dan 78 keputusan ditetapkan wasit usai OFR, di antaranya membatalkan 29 gol, mengeluarkan 15 kartu merah, dan 21 kal memberikan tendangan penalti.
"Salah satu perubahan nyata, adalah VAR yang hadir dengan investasi besar dan sangat membantu kompetisi musim ini dilaksanakan dengan baik. Walaupun masih ada beberapa kekurangan yang harus terus dibenahi. Ini menunjukkan betapa pentingnya teknologi untuk kemajuan sepak bola Indonesia," ujar Rully.