Tidak ada yang salah pasang badan membela pemain. Tapi, apabila di balik pembelaan itu ada hasrat terpendam agar sang pemain bertahan, tidak hengkang ke klub lain, maka ini baru salah. Bukan rahasia lagi jika Pogba diminati oleh Real Madrid.

Ini bukan kali pertama Solskjaer membela Paul Pogba. Sebelumnya, dalam upaya membentengi Pogba dari hujan kritikan, Solskjaer menilai Pogba bukanlah pemain super seperti halnya beberapa legenda klub.

"Saya tahu orang-orang mengharapkan dia untuk melakukan segalanya di lapangan sepakbola, tetapi dia memiliki banyak kualitas sehingga kami melihat kualitas yang berbeda dari Paul tahun ini, dibandingkan dengan musim lalu, dan dia adalah pemimpin dalam grup. Jadi, saya berharap para penggemar berada di belakangnya," tambah Solskjaer.

Paul Pogba

"Dia juga berharap banyak dari dirinya sendiri, jadi itu tidak membuat saya frustrasi. Kami berharap banyak dari dia, tapi kami tahu kami tidak bisa mendapatkan Roy Keane, Veron, Scholes, Giggs, Cantona dalam satu pemain. Sulit, tapi Pogba adalah pemain top."

Pogba, disadari atau tidak, kerapkali memicu serangan balik lawan kala kehilangan bola. Terlepas dari kualitas hebatnya sebagai gelandang dengan kemampuan komplit, Pogba juga memiliki kecenderungan mengontrol bola terlalu lama.

Statistik telah membuktikannya. Pada Mei 2019, Pogba kehilangan penguasaan bola sebanyak 22 kali melawan ... Huddersfield Town. Catatan dari Squawka itu diperkuat data dari Dailymail, Pogba kehilangan bola 602 kali musim lalu di Premier League.

Menilik catatan itu dan caranya kehilangan bola kontra Palace, sudah seharusnya Solskjaer bersikap tegas mencadangkannya sebagai bentuk peringatan, berikan kans bermain untuk Nemanja Matic atau Angel Gomes yang belum bermain di awal musim ini.