Berawal dari Lapangan Bulu Tangkis di Gereja

Bermain bulu tangkis tentunya dianggap cukup aneh di Kanada. Bukan tanpa alasan, cabang olahraga tersebut tidak terlalu sepopuler hoki es, basket, atau baseball.

Akan tetapi, sebagai imigran dari Hong Kong yang pindah ke Kanada, Michelle Li justru mencintai bulu tangkis. Segalanya berawal ketika keluarga Michelle pindah ke Kanada pada usia enam tahun.

Ibu Michelle Li, Agnes Kwong, yang merasa bosan dengan rutinitas sehari-hari diajak oleh temannya untuk bermain bulu tangkis di lapangan di depan gereja. Agnes mengajak Michelle untuk menemaninya.

Di gereja tersebut, terdapat komunitas warga yang biasa bermain bulu tangkis. Michelle Li yang sudah aktif sejak kecil mulai tertarik dengan bulu tangkis. Sang ibu yang melihat bakatnya pun memberikan dukungan.

"Saya mulai bermain bulu tangkis ketika berusia 11 tahun. Saya tidak tahu cara bermain. Saat itu, ibu saya merasa bosan dan temannya mengajak kami untuk ke komunitas di dekat rumah," kenang Michelle Li.

Michelle Li
Michelle Li

"Di sana kami mulai bermain dan ibu saya melihat saya bisa memukul bola cukup kencang. Setelah itu temannya membawa saya ke klub untuk belajar. Saya mulai mengikuti turnamen."

"Awalnya saya mengikuti kompetisi lokal, kemudian tingkat nasional, sampai pada akhirnya sekarang ada di sini. Saya sudah di Kanada karena tumbuh di sana. Saya mulai belajar bulu tangkis di Kanada," tambahnya.

Menariknya, meski bermain bulu tangkis, Michelle Li rupanya penggemar berat Roger Federer. Banyak hal yang dikagumi oleh pebulu tangkis yang tinggal di Ontario itu terhadap Federer.

"Saya tidak pernah bermain tenis, hanya saja senang setiap melihat Roger Federer bertanding. Saya suka dengan Federer karena dia berbakat, rendah hati, dan memiliki teknik yang bagus," ungkap Michelle Li.

"Menurut saya, Roger Federer adalah contoh yang patut diteladani. Saya belum pernah bertemu dengannya, tetapi saya harap bisa bertemu dengan Federer," pungkas Michelle Li.