Ketua Umum Ikatan Keluarga Minang (IKM) ini lantas mencontohkan, keberhasilan pembinaan pemain Timnas sejak kelompok umur itu telah dibuktikan negara lain seperti Jepang dan Korea Selatan.
“Negara lain seperti Jepang, Korea bisa, mengapa Indonesia tidak. Contoh, kita lihat anak-anak kita yang U-11 bisa mengalahkan berbagai negara. Ini menunjukkan junior usia muda kita mampu berkompetisi dengan baik. Masalahnya setelah U-17, kita nggak ada kompetisi berjenjang yang menjaga anak-anak kita ini sampai ke tingkat senior. Jepang dan Korea punya kompetisi itu," papar Ketua DPD Gerindra Sumbar ini.
Menurut Andre pembinaan pemain melalui kompetisi berjenjang ini menjadi pekerjaan rumah (PR) bagi PSSI ke depan.
Ia berharap, setelah gelaran Piala Dunia 2026 nanti, PSSI fokus membenahi ini dan tidak lagi bergantung pada program naturalisasi.
"Jadi kalau netizen tanya kenapa pemain U-16 dan U-17 kita bagus tapi pas senior mereka kalah, karena federasi kita tidak menyediakan kompetisi kelompok umur yang berjenjang sampai mereka senior. Ini PR-nya. Saya berharap pak Erick dalam dua tahun terakhir ini melakukan pembenahan. Selesai Piala Dunia 2026 fokus pembinaan, fokus benahi liga agar bebas dari mafia. Kalau enggak kita benahi sampai zaman kapanpun kita akan tergantung dengan naturalisasi," tegas Andre.