All England 2020. (Istimewa)

Beberapa hari lalu diketahui seorang warga Inggris Raya terjangkit virus corona. Alhasil, kekerasan mulai terjadi di London, kali ini dalam rangka pemukulan terhadap orang-orang Asia di sana.

Pasalnya, virus corona sendiri memang berasal dari Asia. Tepatnya di Kota Wuhan, China, yang menjadi tempat pertama penyebaran virus tersebut.

Xenophobia dan rasisme anti orang-orang Asia tengah menjangkiti Inggris Raya. Kaum sok katarsis itu menganggap pendatang dari Asia sebagai pembawa virus corona di negara mereka.

Seorang pelajar asal Asia Timur telah menjadi korban. Kepolisian di London sendiri sudah mulai menyelidiki kasus tersebut dan mencari pelaku pemukulan.

Achmad Budiharto. (BolaSkor.com/Budi Prasetyo Harsono)

Alhasil, terjadi ketakutan bagi para pebulu tangkis yang berasal dari Asia untuk berlaga di All England 2020, termasuk Indonesia. Maklum, orang-orang Asia memang menjadi sasaran rasisme di sana.

Kondisi tersebut membuat Sekertaris Jenderal (Sekjen) PBSI, Achmad Budiharto, mengantisipasi hal tersebut. Budi berharap kasus rasisme di London tidak terbawa sampai ke tempat penyelenggaraan All England di Birmingham.

"Nanti kami antisipasi soal rasisme di Inggris ini. Para atlet jangan keluar Hotel sendirian agar aman. Kami juga meminta pengamanan dari penyelenggara," ujar Budi ketika ditemui BolaSkor.com di Pelatnas PBSI beberapa waktu lalu.

"Di All England itu dari hotel ke Arena Birmingham kan jalan kaki (tak ada shuttle). Rasisme-nya itu di London, karena itu memang daerah yang paling berimbas virus corona. Mudah-mudahan tidak (di Birmingham)," lanjutnya.

Semoga saja anarki di Inggris Raya yang disebarkan oleh Sex Pistols tidak berlanjut. Paling tidak sampai All England 2020 yang dihelat pada 11 hingga 15 Maret selesai.