Situasi tersebut membuat Chievo memfokuskan pertahanan di sisi kanan pertahanan. Hasilnya, Cristiano Ronaldo dan Mandzukic memang kesulitan menggempur kotak penalti tim tuan rumah.

Namun, rupanya petaka justru datang dari sisi kanan penyerangan Juventus yang dihuni Federico Bernardeschi. Eks pemain Fiorentina itu masuk menggantikan Cuadrado pada babak kedua.

Federico Bernardeschi. (Zimbio)

Meski belum tampil sempurna pada pertandingan pertamanya, Cristiano Ronaldo menunjukkan kedatangannya mampu memberikan dimensi yang baru untuk Juventus.

Pada masa lalu, Juventus identik dengan seorang penyerang tengah klasik yang bertugas memantulkan bola selain mencetak gol. Sebut saja nama-nama seperti Alessandro Matri, Fernando Llorente, hingga Gonzalo Higuain.

Praktis, Juventus tidak memiliki ujung tombak yang bisa melakukan pergerakan dari bawah sejak kepergian Mirko Vucinic. Kehadiran Cristiano Ronaldo membawa dimensi baru untuk lini serang La Vecchia Signora.

Akan tetapi, lagi-lagi tidak ada gading yang tak retak. Taktik tersebut menyembunyikan masalah tersendiri untuk penyerangan Juventus.

Seperti terlihat pada babak pertama, para pemain Juventus belum terbiasa bermain dengan skema tanpa penyerang tengah murni. Skuat asuhan Allegri seolah kebingungan dalam membangun serangan tanpa sosok seperti Llorente atau Higuain.

Mario Mandzukic. (Zimbio)

Permainan Juventus baru terlihat berjalan natural sejak Mandzukic tampil pada pertengahan babak kedua. Tentunya hal tersebut perlu menjadi catatan tersendiri untuk Allegri.

Beruntung bagi Juventus, masalah seperti ini sudah terlihat sejak awal musim. Dengan begitu, Allegri masih memiliki waktu untuk menemukan skema terbaik bersama Cristiano Ronaldo di lini depan skuat asuhannya.

Patut dinanti, apakah Massimiliano Allegri sukses menemukan solusi untuk memaksimalkan Cristiano Ronaldo? Atau justru eks pemain Manchester United itu justru membawa bencana untuk Juventus?