Fase bertahan AC Milan (SempreMilan)

Dengan taktik 3-5-2 Milan memeragakan dua fase saat bertahan yang berubah menjadi 4-4-2 atau 5-2-3.

Intinya, para pemain Milan kompak dengan memadatkan pemain di tengah dan memaksa lawan bermain melebar.

Pada taktik itu juga Milan punya dua gelandang pekerja keras yang sanggup membantu tim kala bertahan, juga membantu transisi bermain, yakni Adrien Rabiot dan Youssouf Fofana.

Sementara untuk satu gelandang lainnya bergantian ditempati Luka Modric atau Samuele Ricci, dengan fokus mengalirkan serangan dan dapat beroperasi lebih ofensif.

Bagaimana dengan permainan ofensif Milan?

Peran dua bek sayap, dalam hal ini Alexis Saelemaekers dan Pervis Estupinan, penting dengan upaya saat bertahan dan naik membantu serangan.

Keduanya selalu menghadirkan opsi serangan dari serangan sayap dan salah satu aspek yang digunakan Milan adalah escadinhas.

Escadinha permainan posisi diagonal AC Milan (SempreMilan)

Dikenal dengan permainan di Flamengo, dengan penempatan posisi diagonal (escadinhas), permainan itu dapat membongkar pertahanan lawan dengan operan bola pendek dan cepat.

Pola permainan tersebut digabungkan dengan permainan lambung, bola terobosan, yang dibarengi visi bermain pemain, serta overload (memadati) area kotak penalti lawan dengan kuantitas pemain Milan.

Dengan lima gelandang di atas kertas formasi, tiga gelandang tengah, dominasi penguasaan bola Milan tak terhindarkan.

Seperti saat Milan mendominasi 61 persen penguasaan bola lawan Udinese dengan total 13 tendangan, sementara dengan dominasi 77 persen atas Lecce yang bermain dengan 10 pemain.

Permainan Milan perlahan berjalan sesuai keinginan Allegri, pelatih yang pernah memenangi titel Serie A, tapi ujian sesungguhnya baru akan dimulai karena Milan belum melawan Napoli, Juventus, hingga sang rival sekota, Inter Milan.