Liverpool Curi Ilmu dari PSG

PSG (Paris Saint-Germain) satu-satunya tim sejauh ini yang mampu menghentikan Pogba dan Man United meraih kemenangan. Thomas Tuchel dengan cerdasnya menempatkan dua pemain, Marquinhos dan Marco Verratti untuk menjaga Pogba.

Marquinho seperti pacar yang posesif dan tidak ingin melepas Pogba ke mana pun dia berjalan. PSG pun menang 2-0 di Old Trafford di leg satu 16 besar Liga Champions. Liverpool bisa mencuri ilmu dari PSG dan menerapkannya nanti.

Jika situasi itu terjadi, Solskjaer hanya bisa berharap para pemain United lainnya mengambil inisiatif serangan, hingga tidak terlalu bergantung kepada Pogba untuk mengatur serangan Man United.

PSG tempatkan dua pemain untuk menjaga Paul Pogba

"Anda melihat PSG menjaganya (Pogba), tim-tim lain mungkin juga melakukannya, saya tidak tahu apakah Liverpool akan melakukannya, jika mereka melakukannya, dia punya pengalaman. Itulah yang dilakukan PSG dan menghentikan Paul, tapi itu menciptakan ruang bagi pemain lain dan kami harus siap untuknya," papar Solskjaer.

Man United memang memiliki banyak pemain yang sama berbahayanya dengan Pogba semisal: Marcus Rashford, Romelu Lukaku, Juan Mata, dan Anthony Martial. Namun, tanpa Pogba untuk mengatur serangan, suplai bola kepada mereka tidak berjalan dengan baik.

Sistem bermain United itu bertolak belakang dengan permainan "Heavy Metal" ala Jurgen Klopp. Permainan Liverpool tidak indah dan mereka tak punya gelandang kreatif untuk mengatur serangan.

Akan tapi, Liverpool punya kolektivitas bermain yang selalu merepotkan lawannya dengan gaya main gegenpressing: menekan lawan dengan intensitas tinggi dari area ketiga pertahanan Liverpool, merebut bola, dan melancarkan serangan balik cepat.

Kala situasi itu terjadi, Mohamed Salah, Roberto Firmino, dan Sadio Mane sangat berbahaya ketika langsung berhadapan dengan pertahanan United.

Trisula Liverpool sangat berbahaya jika terlalu banyak diberi ruang

Tugas mengawal Pogba, apabila Klopp memilih untuk menjaga pergerakannya, maka berpotensi diberikan kepada Georgio Wijnaldum, Jordan Henderson, atau James Milner. Jika tidak melakukan penjagaan ketat kepadanya, setidaknya Liverpool akan merepotkan Pogba agar tidak leluasa membangun serangan.

Gelandang asal Prancis berusia 25 tahun memang sangat berbahaya jika dibiarkan mengontrol bola. Pogba punya kemampuan komplit dalam posisi sebagai gelandang tengah: dapat membantu tim bertahan, merebut bola, melakukan transisi bermain, memiliki visi dan operan yang bagus, dan mampu mencetak gol.

"Gagasan saya adalah memainkan kemampuan terbaiknya sebagai gelandang serang. Ada banyak tipe gelandang, tapi dengan tipe bermainnya, saya pikir tidak ada satu pun yang mendekati kemampuan fisiknya," imbuh Solskjaer.