Pasca Era Pep Guardiola di Barcelona

Pasca Guardiola meninggalkan Barcelona di tahun 2012. Messi dilatih oleh Vilanova dan Gerardo Martino, kedua pelatih ini hanya numpang lewat melatih Barca karena alasannya masing-masing. Vilanova sakit kala itu dan mengundurkan diri.

Penyakitnya parah dan Villanova meninggal dunia pada tahun 2014 karena kanker. Sedangkan Martino gagal mengangkat performa Barca. Dalam waktu singkat kepelatihan keduanya, Messi tidak mengalami perubahan sigfinikan dan masih bermain sebagai winger kanan.

Pun demikian ketika Enrique datang melatih Barca pada tahun 2014. Messi masih tetap menjadi penyerang sayap kanan. Namun, Enrique datang dengan idenya sendiri untuk membentuk trisula maut bersama Neymar dan Luis Suarez, hingga dikenal dengan julukan MSN. Penerapannya pun berbeda dari era tiki-taka Guardiola.

Baca Juga:

Menanti Serial The Last Dance Versi Lionel Messi

Dua Rekor dalam Target Lionel Messi Jelang Bergulirnya LaLiga 2019-20

9 Pemain Top yang Pernah Dijual Pep Guardiola

Messi kini dibebaskan untuk bergerak, bertukar posisi dengan Neymar atau Suarez saat melakukan serangan langsung, atau serangan balik cepat yang biasanya berbuah gol. Kerja sama trio Amerika Selatan itu sukses mempersembahkan dua titel La Liga, satu Liga Champions, dan tiga Copa del Rey.

Kebebasan bermain yang diberikan Enrique juga membebaskannya untuk turun ke tengah, menjemput bola, atau membantu tim dalam fase bertahan. Messi hampir bisa melakukan segalanya.

Lionel Messi mendribel bola di antara lawan

"Evolusi permainan sepak bola Messi melewati segala keraguan. Kita sudah bertahun-tahun melihat dirinya sebagai pencetak gol ulung, dan evolusinya adalah bukti tentang (keberadaan dirinya) sebagai pesepak bola yang total. Messi memiliki kemampuan apapun dalam menyerang dan bertahan. Messi adalah pemain yang unik," ujar Enrique memuja kecerdasan Messi.

"Messi yang terbaik di dunia di tiap posisi. Dia bermain dengan kebebasan penuh untuk mengubah posisinya, kapanpun dia inginkan. Jika dia bermain sebagai nomor 9 (striker), 8 (gelandang serang), atau 6 (gelandang tengah), dia yang terbaik di dunia. Dia bisa mengira operan sempurna dari jarak 40 meter: dia bisa menempatkan bola kapanpun dia inginkan. Bagi saya, dia pemain terbaik sepanjang waktu."

Garisbawahi ucapan Enrique soal "operan sempurna dari jarak 40 meter", karena di titik inilah Valverde melihat hal yang sama dari Messi musim ini.

Semenjak datang melatih Barca di awal musim 2017/18, Valverde sudah matang menerapkan taktik 4-4-2 untuk mengganti skema bermain Barca, sepeninggal Neymar yang hengkang ke Paris Saint-Germain (PSG).

Perannya itu menjadikan Messi sebagai playmaker atau assist-maker bagi Barcelona, juga sebagai pembeda dengan gol-golnya. Taktik 4-4-2 yang dimainkan Valverde seakan berubah menjadi 4-5-1, ketika Messi turun ke tengah dan berubah menjadi playmaker tim – dengan operan yang biasanya dimulai dari kaki kiri kepada Alba atau umpan terobosan kepada rekan setim.

Diberi kebebasan bermain, Messi bisa lebih leluasa mengeksploitasi atau melihat celah di pertahanan lawan. Bahkan, lawan juga kebingungan untuk menghentikan pergerakannya, karena sangat tidak mungkin memainkan man to man marking kepada Messi.

Ernesto Valverde dan Lionel Messi

Jika Messi sudah berada di depan area bertahan lawan, maka lawan hanya bisa mengira, apakah dia akan mengoper bola atau justru menggiringnya sendiri untuk mencetak gol.

Peran yang diberikan Valverde bukan hal yang asing lagi bagi Messi, karena ini kurang lebihnya sama seperti false 9 Guardiola. Perbedaannya hanya pada ruang yang bisa dieksploitasi Messi, karena pemikiran Valverde jelas berbeda dari Guardiola.

Semua pengalaman itu membentuk karakter dan pengetahuan Messi akan tiap peran yang dijalaninya. Pada usia 32 tahun, Messi sudah berada di jalur yang tepat untuk bermain lebih bijak lagi, khususnya dalam memberi kontribusi kepada tim.

Segala kesuksesan yang sudah dirasakannya bukan hanya diraih dengan kerja keras, talenta alamiah dari seorang Messi, melainkan dirinya yang merupakan: jenius sepak bola di era milenial.

"Saya pikir apa yang dilakukannya (Messi) menunjukkan kejeniusan, kreativitas, dan talenta alami. Saya rasa saya akan berkata kepada generasi berikutnya untuk terus mendorong diri mereka (untuk mencapai level terbaik)," ucap bintang basket NBA Golden State Warriors, Stephen Curry.