Dominasi Lucas Torreira dan Ketajaman Lacazette-Aubameyang

68 sentuhan, menyelesaikan 43 operan dari total 48 operan, 12 kali merebut bola dari penguasaan lawan, tiga tendangan dan satu tepat sasaran yang berujung gol. Itulah statistik Torreira yang terpilih sebagai Man of the Match.

Keberadaan Torreira sebagai mesin penggerak permainan Arsenal melengkapi kepingan puzzle yang sudah lama hilang. Torreira bisa dianggap sebagai suksesor – yang benar-benar pas – Patrick Vieira.

Tidak hanya bisa melapis lini belakang dengan kengototannya bermain, Torreira juga melakukan transisi bermain dari fase bertahan ke penyerangan. Visi bermainnya juga bagus. Bahkan, dia juga bisa mencetak gol.

Harga beli dari Sampdoria sebesar 26,4 juta poundsterling pun terkesan murah karena penampilan hebatnya itu. Granit Xhaka yang jadi tandem Torreira di lini tengah bisa belajar banyak dari permainannya yang efektif.

Terakhir, faktor yang menentukan kemenangan Arsenal adalah Aubameyang dan Lacazette. Memiliki dua penyerang top Eropa memang benar-benar menguntungkan mereka.

Lihat saja di gol kedua dan ketiga Arsenal. Aubameyang melakukannya dengan sangat klinikal dengan sepakan dari luar kotak penalti. Begitu juga Lacazette yang mengarahkan bola ke pojok kanan gawang Tottenham.

Dua gol tambahan dari Aubameyang menempatkannya sebagai top skor Premier League dengan torehan 10 gol. Melihat performa hebat kedua penyerang itu, lawan Arsenal di laga berikutnya tentu akan sangat mewaspadai mereka.

Ya, Arsenal akan menyambangi Old Trafford, markas Manchester United di pekan 15 Premier League, Kamis (6/12) pukul 03.00 dini hari WIB.