Akira Nishino dan Filosofi Sepak Bola Jepang

Jose Mourinho konservatif dengan keyakinannya akan hasil adalah segalanya. Tidak peduli dengan cara main timnya, The Special One akan memprioritaskan hasil akhir, tak peduli meski itu dengan cara bermain bertahan, mengandalkan serangan balik, dan 'mengharamkan' sepak bola ofensif.

Mourinho melawan opini publik soal sepak bola yang seharusnya menghibur dengan permainan ofensif. Itu konservatif ala The Special One. Nishino berbeda lagi.

Latar belakang karakter dan kedisiplinan ala Negeri Sakura menempel erat di benak pikiran Nishino. Dia kukuh bertahan dengan filosofi sepak bola Jepang yang identik dengan: permainan ofensif, operan bola pendek dari kaki ke kaki, dan lincah dalam pergerakannya.

Timnas Jepang pernah dibawanya ke-16 besar Piala Dunia 2018. Kendati kalah 2-3, Jepang membuat Belgia 'keringat dingin' melalui kegigihan dan kecerdasan bermain mereka.

Jepang unggul 2-0 terlebih dahulu via gol Genki Haraguchi dan Takashi Inui, sebelum Belgia memanfaatkan keunggulan postur tubuh dan berbalik menang 3-2 via gol Jan Vertonghen, Marouane Fellaini, dan Nacer Chadli.

Meski kalah, pecinta sepak bola dunia memberi apresiasi tinggi kepada perjuangan Jepang dan cara mereka bermain. Nishino langsung mengubah permainan Jepang dalam kurun waktu dua bulan setelah menggantikan pelatih asal Bosnia Herzegovina, Vahid Halilhodzic.

Nishino juga sosok yang memimpin tim Jepang memenangi laga melawan Brasil - yang berisikan Ronaldo, Roberto Carlos - dengan skor 1-0 di Olimpiade 1996. Kemenangan ini dinamakan dengan istilah "Miracle of Miami" di Jepang atau "Keajaiban di Miami".

Akira Nishino di tahun 1996

Di level klub, Nishino menjadikan Gamba Osaka sebagai kekuatan yang mengerikan di Asia pada medio 2002-2011. Klimaks dari masa kepelatihannya di sana terjadi ketika mempersembahkan titel Liga Champions Asia pada 2008.

Di tahun yang sama, Nishino beradu taktik dengan Sir Alex Ferguson, manajer Manchester United, di ajang Piala Dunia Antarklub. Tim asuhan Nishino kalah 3-5 dari Man United - yang masih diperkuat Cristiano Ronaldo, Wayne Rooney - di fase semifinal. Gamba kalah namun cukup menyulitkan Red Devils.

Gamba Osaka vs Manchester United

Seluruh pengalaman itu menjadikannya salah satu pelatih top di Asia. Melawan Nishino di SUGBK, kemudian di laga tandang, seharusnya bisa jadi pengalaman berharga bagi Simon McMenemy dan Timnas Indonesia.

Indonesia dan Thailand, dua negara yang memulai segalanya dari titik nol di era pelatih baru, akan berusaha meraih tiga poin setelah tampil mengecewakan di laga pertama grup Kualifikasi Piala Dunia 2022.

Nishino dengan gagasan bermain yang jelas dan McMenemy dengan variasi taktik yang dimilikinya. Momentum Thailand atau Indonesia akan dimulai di SUGBK.