Ketua Umum PB Indonesia Woodball Association (IWbA), Aang Sunadji, usai menghadiri General Assembly Asian Woodball Federation 2025 di JSI Resort, Jumat (22/8). (MP Media/BolaSkor.com/Kanugrahan)
Aang Sunadji juga mengaku tak takut dengan ancaman Woodball tak lagi dipertandingkan di SEA Games edisi berikutnya apabila Indonesia terlalu dominan dan negara lain protes.
Menurutnya, itu menjadi pekerjaan rumah (PR) bagi asosiasi dan federasi Internasional agar membentuk sebuah ekosistem yang baik dengan diplomasi yang tepat.
“Coba lihat cabor gimnastik, memang ada bagi-bagi medali? Tidak ada, karena apa? Diplomasinya semua sudah berjalan baik, federasi di Asia dan Internasionalnya kuat, jadi jangan menyalahkan kami,” tegas Aang Sunadji.
“Makanya Indonesia setiap General Assembly itu kita enggak mau duduk di belakang, kita duduk depan, kita bersuara paling keras. Karena kenapa? Biar mereka tahu kita ini punya integrity gitu. Integritas kita tuh jangan main-main. Makanya mereka sampai sekarang tuh enggak ada yang berani ngomong,” lanjutnya.
Aang Sunadji mengatakan bahwa tuan rumah SEA Games pada dua edisi berikutnya, yakni Malaysia (2027) dan Singapura (2029) hanya memasang target medali perak di cabor Woodball karena melihat persaingan dengan Indonesia dan tahu kalau IWbA tak bisa disogok untuk melakukan bagi-bagi medali.
“Sedangkan kami bukan tidak memperhitungkan perak, cuma di klasemen antara 11 negara ini yang nanti dihitung jumlah emasnya kan. Mau peraknya sejuta tapi kalau emasnya cuma satu ya peringkatnya enggak akan naik jadi peringkat atas gitu kan,” tutur Aang Sunadji.
“Jadi kita dan Thailand bertarung memperebutkan emas, sedangkan Malaysia dan Singapura berebut perak. Dan itu bukan karena kesepakatan, tetapi memang kembali masing-masing negara,” tutupnya.
Penulis: Gazza Roosaryatama