Kehebatan Milan di bursa transfer semakin terlihat memudar pada negosiasi bek muda VfB Stuttgart, Ozan Kabak. Pemain 19 tahun tersebut dikabarkan lebih memilih hengkang ke Schalke 04.

Padahal, agen Ozan Kabak sudah pernah terlihat datang ke markas AC Milan. Artinya, ketertarikkan Milan bukanlah isapan jempol belaka. Selain itu, Rossoneri berani menebus klasul rilis sang pemain yang mencapai angka 15 juta euro.

Dengan pengalaman buruk tersebut, AC Milan perlu hati-hati dalam negosiasi mendapatkan Lucas Torreira dan Theo Hernandez. Tawaran Milan untuk klub pemilik dan sang pemain harus menarik hati. Jika tidak, catatan kegagalan akan semakin panjang.

Tidak berhenti sampai di situ, laju Milan dalam bursa transfer juga terhalang oleh Financial Fair Play. Alih-alih merekrut pemain, Rossoneri justru sibuk melepas penggawanya.

Kabar terbaru mengatakan, AC Milan bersedia menjual Gianluigi Donnarumma ke Paris Saint-Germain. Nantinya, Milan akan mendapatkan 20 juta euro plus kiper PSG, Alphonse Areola.

Perincian dari transfer tersebut adalah Donnarumma dilabeli harga 50 juta euro. Sedangkan, Areola dihargai 30 juta euro.

AC Milan berani mengambil langkah tersebut karena dituntut memenuhi persyaratan soal capital gain. Milan membutuhkan pemasukkan hingga 50 juta euro sebelum 1 Juli 2019.

Gianluigi Donnarumma

Wartawan asal Italia yang juga suporter Milan, Mauro Suma, menilai seharusnya Rossoneri bisa menyontek langkah Inter yang menjual beberapa pamain muda untuk menyelesaikan capital gain. Suma menilai, Milan tidak punya pemain muda yang bisa dikorbankan untuk capital gain.

"Dalam 8 hingga 9 tahun terakhir, Inter telah berinvestasi lebih daripada Milan pada sektor junior. Setidaknya, Inter 10 kali lebih banyak," papar Suma seperti dikabarkan FCIN1908.

"Untuk alasan tersebut, Inter punya banyak pemain muda yang bisa digunakan untuk memperoleh modal. Sementara di Milan tidak ada hal tersebut," timpal Suma.

Selain alasan tersebut, absennya Milan dari Liga Champions juga memperkuat hipotesis para pemain enggan bergabung. Apalagi, Milan juga terancam tidak bisa berlaga di Liga Europa bila terbukti melanggar FFP.

Keadaan kian suram karena Milan tidak punya sosok yang bisa menjadi daya tarik bagi pemain untuk datang. Contoh paling dekat adalah ketika Juventus memiliki Cristiano Ronaldo yang dikabarkan mampu membujuk Matthijs de Ligt untuk menuju Turin.

Padahal, bila manarik garis lurus ke belakang, situasi Milan saat itu jauh berbeda. Milan punya nilai lebih di mata pemain.

Kini, bursa transfer Serie A masih akan berlangsung hingga 23 Agustus. AC Milan masih punya banyak waktu untuk mendapatkan pemain bagus. Namun, jangan sampai keinginan mendapatkan pemain anyar kembali terputus.