Papu Gomez

Alejandro Dario Papu Gomez adalah anggur yang kian lama kian nikmat. Pemain 32 tahun asal Argentina tersebut dikenal sebagai otak serangan Atalanta.

Papu Gomez meneken kontrak dengan Atalanta pada 2014. Saat ini, ia dipercaya menjadi kapten tim.

Secara bertahan, Papu Gomez membawa Atalanta menjadi satu di antara klub yang paling disegani di Serie A. pada musim 2019-2020, ia memecahkan rekor Serie A untuk urusan assist terbanyak dengan 16.

Didier Drogba

Didier Drogba sempat berpikir menjadi akuntan setelah mengalami cedera parah pada usia 20 tahun. Namun, setelah mempertimbangkan banyak hal, Drogba memilih terus berjuang dan mencapai puncak karier.

Didier Drogba muncul di Guingamp pada usia 24 tahun sebelum mencatatkan penampilan di Marseille. Namun, kariernya baru melejit usai Jose Mourinho membawanya ke Chelsea pada usia 26 tahun.

Saat ini, Drogba dikenal sebagai satu di antara pemain tersukses asal Afrika. Ia memenangi empat gelar Premier League sekaligus menjadi aktor penting dalam kemenangan di Liga Champions. Drogba juga menyandang status sebagai pencetak gol terbanyak keempat untuk The Blues.

Luca Toni

Luca Toni baru bermain di Serie A pada usia 23 tahun. Peliknya, tak lama berselang, ia kembali turun kasta.

Pada usia 26 tahun, Toni akhirnya membalikkan keadaan bersama Palermo. Kemudian, ia menuju Fiorentina dengan mengemas 31 gol di musim debut.

Keputusan bergabung dengan Bayern Munchen membuat performa Toni semakin trengginas. Dia terus menjadi pencetak gol produktif ketika kembali ke Italia pada usia 30-an. Toni juga memenangi Piala Dunia 2006 bersama timnas Italia.

Jamie Vardy

Kisah Jamie Vardy juga tak kalah menarik dibanding pemain lain pada daftar ini. Ia masih menjadi pemain non-liga pada usia 25 tahun, sebelum Leicester City memboyongnya. Sejak saat itu, tangga kesuksesan mulai digapai.

Ketika The Foxes menjadi juara Premier League, Jamie Vardy adalah satu di antara penyerang terbaik di Inggris. Ketika sudah berusia 33 tahun, Vardy masih terus menorehkan banyak gol.