4. Napoli (2011-12)

Napoli Liga Champions
Napoli

Walter Mazzarri mengevolusi Napoli dengan taktik tiga bek dan menjadikan Edinson Cavani dan Ezequiel Lavezzi sebagai dua ujung tombak berbahaya di depan. Napoli bermain di Liga Champions untuk kali pertama dan berada di grup A.

Grup itu terbilang grup neraka karena berisikan Bayern Munchen, Manchester City, dan Villarreal. Namun, Partenopei berhasil lolos dengan status runner-up di bawah Bayern. Napoli berjalan hingga fase gugur.

Akan tapi perjalanan mereka di fase gugur berlangsung sikat. Bertemu Chelsea, Napoli yang meraih kemenangan 3-1 di leg pertama, dibalas dengan skor 1-4 di leg dua yang berlangsung di Stamford Bridge. Napoli kalah agregat gol 4-5.

5. Tottenham (2010-11)

Tottenham Hotspur
Tottenham Hotspur

Masih ingat momen ketika Gareth Bale muda memporak-porandakan pertahanan Inter Milan dan membuat Maicon kerepotan? Ya, momen itu terjadi di musim debut Tottenham Hotspur di Liga Champions, melawan juara bertahan yang meraih treble winners.

Tottenham satu grup dengan Inter, Twente, dan Werder Bremen. Tim arahan Harry Redknapp lolos sebagai pemuncak klasemen. Di 16 besar, Tottenham yang diperkuat Bale, Jermaine Jenas, Luka Modric, Rafael van der Vaart, menyingkirkan Milan dengan agregat gol 1-0.

Barulah di perempat final pengalaman 'berbicara banyak'. Berjumpa dengan Real Madrid, Tottenham dilumat dengan agregat gol telak 5-0 tanpa adanya gol balasan.

6. Sevilla (2007-08)

Sevilla
Sevilla

Dilatih oleh Manuel Jimenez, Sevilla yang diperkuat Frederic Kanoute, Luis Fabiano, Enzo Maresca, Jesus Navas, Dani Alves, Adriano, dan Federico Fazio, berada di grup H Liga Champions bersama Arsenal, Slavia Praha, dan Steaua Bucuresti.

Sevilla lolos sebagai pemuncak klasemen grup dengan lima kemenangan dan satu kekalahan. Di 16 besar, Sevilla memainkan laga seru nan dramatis melawan klub Turki Fenerbahce.

Fenerbahce menang di leg satu yang berlangsung di Istanbul via gol Mateja Kezman, Diego Lugano, dan Semih Senturk, yang dibalas gol Edu (bunuh diri) dan Julian Escude. Dengan modal dua gol tandang, Sevilla bisa jadi diunggulkan jelang leg dua di laga kandang.

Tapi laga di Ramon Sanchez Pizjuan tidak kalah seru dibanding leg pertama. Sevilla menang 3-2 dari gol Dani Alves, Seydou Keita, dan Kanoute, tetapi Fenerbahce juga mencetak dua gol dari Deivid. Di drama adu penalti, Sevilla kalah 2-3 karena Escude, Maresca, dan Alves gagal menjalankan tugas mereka.

7. Villarreal (2005-06)

Villarreal Liga Champions
Villarreal

Jauh sebelum Pellegrini memimpin Malaga memainkan debut yang dikenang fans mereka di Liga Champions, pelatih asal Chili telah terlebih dahulu melakukannya bersama Villarreal pada 2005-06, dengan pemain seperti Santi Cazorla, Juan Pablo Sorin, Juan Roman Riquelme, Marcos Senna, dan Diego Forlan.

Villarreal menyingkirkan Manchester United dan Lille di grup D dan lolos ke-16 besar bersama Benfica. Perjalanan The Yellow Submarine bahkan bisa dibilang paling bagus di antara tim debutan lainnya, sebab mereka melaju hingga ke semifinal.

Di fase gugur mereka menyingkirkan Rangers (3-3 menang agresivitas gol tandang) dan Inter Milan (2-2 menang agresivitas gol tandang). Di empat besar, mimpi melaju ke final Villarreal dihentikan Arsenal-nya Arsene Wenger yang menang dengan agregat gol 1-0.