Steve Nash

Steve Nash

Dallas Mavericks bakal menyesali keputusan melepas Steve Nash pada 2004. Situasi tersebut membuat Nash memutuskan untuk pindah ke Phoenix Suns.

Keputusan Nash tersebut terbukti tepat karena pelatih Mike D'Antoni mampu memaksimalkan talentanya. Bahkan, dia menjadi pebasket non Amerika Serikat kedua yang memenangi MVP NBA.

Ketika memenangi gelar MVP NBA 2004-2005, Nash mendapat persaingan ketat dari pemain Miami Heat, Shaquille O'Neal. Saat itu O'Neal lebih diunggulkan karena sudah pernah meraih gelar tersebut.

Pada akhirnya Nash memenangi MVP NBA 2004-2005. Pada musim selanjutnya, pebasket yang mengakhiri karier di Los Angeles Lakers itu kembali memenangi MVP NBA.

Derrick Rose

Derrick Rose

Pada musim 2010-2011, hampir semua orang menganggap LeBron James bakal memenangi MVP NBA. Bukan tanpa alasan, James tampil impresif bersama Miami Heat.

Akan tetapi, di luar dugaan terhadap pemain muda yang mencuri perhatian di Chicago Bulls. Adalah Derrick Rose pebasket yang dimaksud.

Bukan tanpa alasan, Rose memimpin Bulls memenangi 62 pertandingan. Rose menorehkan catatan 25 poin, 7,7 assist, dan 4,1 rebound per laga pada musim tersebut.

Pada akhirnya, Rose memenangi trofi MVP NBA musim tersebut. Namun, Rose dan Bulls kalah dari James serta Heat pada final wilayah timur NBA.

Stephen Curry

Stephen Curry

Saat ini, mungkin tidak heran apabila Stephen Curry menjadi MVP NBA. Namun, saat awal kariernya tidak banyak yang menyangka Curry bisa memenangi gelar itu.

Apalagi, beberapa tahun sebelum memenangi MVP, Curry sempat hampir dilepas oleh timnya, Golden State Warriors. Saat itu dia menderita cedera engkel.

Curry tampil impresif pada musim 2014-2015 dengan memimpin Warriors memenangi 67 pertandingan. Sepanjang sejarah NBA, hanya ada enam tim yang meraih kemenangan lebih banyak dari tim itu.

Penampilan impresif tersebut membuat Curry memenangi MVP 2014-2015. Curry unggul dari James Harden dan LeBron James yang sejatinya lebih diunggulkan.