4. Efisiensi Bermain

Di antara tiga tim promosi Premier League: Fulham, Wolverhampton Wanderers, dan Cardiff City, Cardiff merupakan penilik operan terendah musim lalu di Championship dengan hanya 166 kali melakukan operan sukses. Bahkan jika kesuksesan di Championship diukur dari jumlah operan, maka Cardiff akan terdegradasi ke League One dengan hanya persentase 59 persen operan.

Merunut dari statistik di Opta, Cardiff bisa saja mengikuti Wimledon yang degradasi di musim 1999-2000 dengan hanya sukses melakukan 59 persen operan. Namun di era sepak bola modern, terhitung dari musim 2009-10 hingga 2017-18, tim dengan jumlah operan terendah tidak pernah degradasi.

Cardiff pun bisa jadi Wimbledon baru atau melanjutkan tren tidak degradasi tersebut. Toh faktanya, permainan di Premier League belakangan ini lebih cenderung mengandalkan efisiensi mencetak gol ketimbang penguasaan bola. Chelsea menjuarai Premier League 2016-17 dengan cara tersebut, juga Leicester City di musim sebelumnya.

5. Jangan Remehkan Kekuatan Tim Promosi

Musim lalu jadi bukti sahih: tim-tim promosi tak bisa diremehkan. Huddersfield Town, Brighton & Hove Albion, dan Newcastle United mampu bertahan di Premier League, sementara Stoke City, West Bromwich Albion (WBA), dan Swansea City degradasi. Unik, mengingat Stoke, West Brom, dan Swansea kekuatan yang sudah bertahan cukup lama di Premier League.

Fulham, Wolves, dan Cardiff juga punya potensi mengejutkan musim ini. Fulham dan Wolves sudah belanja besar-besaran mendatangkan pemain berkualitas dan berpengalaman, sehingga persentase mereka untuk bertahan cukup besar. Kans Cardiff sedikit lebih kecil karena mereka tidak banyak membeli pemain dengan kategori yang sama seperti Fulham dan Wolves. Tim besutan Neil Warnock hanya bermodalkan semangat dan kolektivitas untuk bertahan di Premier League.