2. Berawal dari Futsal

Gabriel Martinelli

Brasil tidak pernah berhenti menelurkan talenta-talenta berbakat yang handal mengolah si kulit bundar. Martinelli hanya satu dari banyaknya talenta yang ada di Negeri Samba, yang juga memiliki mimpi bermain di Eropa.

Jalan Martinelli sudah terbuka. Semua berawal dari tim futsal Corinthians dan di sana Martinelli bermain pada usia sembilan tahun, sebelum bergabung dengan Ituano pada 2015.

Dua tahun kemudian Martinelli baru teken kontrak profesional dan sejak saat itu juga ia menarik atensi pemandu bakat klub-klub top Eropa. Apalagi, di akademi Ituano, Martinelli mencetak 64 gol dari 92 pertandingan.

3. Paspor Italia

Gabriel Martinelli

Kendati lahir di Brasil, Martinelli nyatanya bisa memiliki paspor Italia melalui ayahnya. Andai Martinelli benar mendapatkan paspor itu, maka ia akan mengisi slot pemain Eropa di Arsenal, bukan pemain non-Eropa.

Selain itu, Martinelli juga bisa menjadi oriundi (pemain yang tidak lahir di Italia, tapi datang sebagai imigran atau memiliki darah Italia) lainnya di timnas Italia. Apabila performanya terus meningkat, Martinelli bisa memilih memperkuat timnas Brasil atau Italia.

4 Pemain Serba Bisa

Gabriel Martinelli

Pesepakbola di era modern selalu dituntut untuk jadi pemain serba bisa yang bermain di banyak posisi. Martinelli juga memenuhi kriteria tersebut karena ia bisa bermain di seluruh posisi di lini depan.

Martinelli, selain punya insting gol bagus, juga memiliki kecepatan dan kemampuan mendribel bola di kedua sisi sayap atau sentral permainan (striker tengah). Martinelli hanya harus mengembangkan kekuatan di kaki kidal yang dimilikinya.

5. Brasil di Arsenal

Gabriel Martinelli

Arsenal pernah diperkuat pemain-pemain asal Brasil di masa lalu seperti Edu, Denilson, Gilberto Silva. Tapi, apakah mereka semua sukses di Arsenal? Tidak juga. Kecuali Gilberto Silva dan Edu, nama-nama lainnya tidak bisa dibilang sukses di Arsenal.

Kedatangan Martinelli diharapkan mengubah tradisi buruk Brasil dan Arsenal itu. Kebetulan, Martinelli sendiri berharap bisa mengikuti jejak kesuksesan Edu, yang pernah meraih dua titel Premier League, dua Piala FA, dan satu Community Shield.