3. Qatar Gemilang

Timnas Qatar

Sampai final pun Qatar tetap menyandang status kuda hitam turnamen. Maklum, mereka belum pernah menjuarai Piala Asia yang sudah dimulai sejak tahun 1959. Kolektivitas dan keseimbangan bermain jadi kekuatan utama tim asuhan Felix Sanchez.

Punya pertahanan yang kuat, Qatar cukup efektif dan efisien ketika melakukan serangan balik. Permainan itu bisa dilihat ketika Qatar menang 3-1 atas Jepang dengan hanya 38 persen penguasaan bola dan tiga tendangan tepat sasaran.

Permainan Qatar itu sudah lama diketahui oleh Xavi yang kemudian membuat prediksi tepat: Qatar melaju ke final dan menjuarai Piala Asia 2019.

4. Qatar Gagal Jaga Clean Sheets

Qatar kala melawan Irak

Takumi Minamino tercatat sebagai satu-satunya pemain yang menjebol gawang Qatar di Piala Asia 2019. Sebelum golnya tercipta, gawang Qatar, yang dijaga Saad Al Sheeb, tidak pernah kebobolan gol.

Digalang Tarek Salman dan Bassam Al-Rawi, Qatar memiliki pertahanan terbaik di Piala Asia 2019. Ketajaman Ali seakan menjadi 'ceri di atas kue' dalam permainan terorganisir Qatar.

5. Punya Pemain Eropa Bukan Jaminan

Timnas Jepang

Dibanding Qatar yang hanya punya satu pemain dengan status pemain Eropa, Khaled Mohammed (Cultural Leonesa), itu pun belum pernah main dengan timnas Qatar, Jepang lebih 'kaya'.

Beberapa pemain itu contohnya seperti Yuya Osako (Werder Bremen), Yuto Nagatomo (Galatasaray), Takeshi Inui (Deportivo Alaves), Maya Yoshida (Southampton), dan Genki Haraguchi (Hannover 96).

Tapi apa yang terjadi? Pada akhirnya Qatar, yang skuatnya didominasi pemain lokal, mampu mengalahkan pengalaman Eropa yang dimiliki Jepang. Jadi, skuat dengan pemain-pemain Eropa di dalamnya tidak selamanya memiliki jaminan sukses meraih trofi. Kolektivitas lebih penting dari sekedar kualitas bermain.