3. Full-back Spurs Jadi Perhatian

Kepergian Kieran Trippier membuka pintu bagi Serge Aurier, Kyle Walker-Peters, dan mungkin juga Juan Foyth untuk menempati posisi bek kanan Spurs. Dalam laga ini, Pochettino Walker-Peters sejak awal.

Tugas bek kanan pada laga ini sangat berat. Pasalnya Walker-Peters harus mengawasi area operasi Ronaldo. Dalam laga ini, Walkee-Peters bisa dikatakan sudah menjalankan tugasnya dengan baik.

Tak hanya dalam bertahan, dia juga beberapa kali terlibat dalam serangan Spurs. Terutama lewat umpan-umpan akuratnya.

Di sisi kiri, Spurs tak diperkuat Danny Rose, Ben Davies, atau Jan Vertonghen yang musim lalu acap mengisi sebagai bek kiri. Pada laga ini, Pochettino memberi kesempatan bagi lulusan akademi Anthony Georgiou.

Bek muda ini tampil cukup cekatan pada laga ini. Terlebih menghadapi lawan yang lebih memiliki jam terbang daripadanya. Apa yang ditampilkam Georgiou pada pertandingan ini tentu menjadi catatan bagus buat Pochettino.

4. Debut De Ligt

Sudah jelas dari menit pertama apa yang diinginkan Sarri dari lini belakang. Leonardo Bonucci, yang terkenal dengan umpan panjang, bermitra dengan Daniele Rugani, Joao Cancelo, dan De Sciglio. Ya, Sarri memilih menyimpan rekrutan barunya, Matthijs de Ligt di bangku cadangan.

Melihat performa lini belakang Juventus di laga melawan Spurs, jelas terlihat mengapa mereka membutuhkan bek tengah macam De Ligt. Lini belakang Juventus terlihat tidak nyaman mengalirkan bola dari belakang. Mereka kesulitan menghadapi pressing tinggi dari Spurs.

Kondisi ini tentu tidak bisa dibiarkan mengingat gaya bermain Sarri yang butuh pemain belakang yang yang nyaman dengan bola. Sarri pun tak mau berlama-lama menyimpan De Ligt dan menurunkannya di babak kedua.

5. Opsi Lini Depan Spurs

Troy Parrott (Twitter/SpursOfficial)

Salah satu kritik yang diarahkan kepada Tottenham musim lalu adalah kurangnya pilihan yang tersedia untuk Pochettino di sepertiga akhir. Kekurangan yang tak tertutupi mengingat Spurs memang tidak melakukan pembelian pemain.

Memang, dengan kondisi itu Spurs tetap mampu melaju ke final Liga Champions dan finis di empat besat Premier League. Namun, mereka sejatinya bisa menuai hasil lebih baik jika Pochettino memiliki opsi lebih banyak.

Sejatinya saat ini Spurs pun masih seperti musim lalu. Namun, mereka beruntung dengan kembali fitnya Erik Lamela. Spurs seperti mendapatkan pemain baru.

Sementara itu Son Heung-min semakin mumpuni. Pochettino juga mulai mencoba penyerang muda berusia 17 tahun, Troy Parrott, yang menjadi murid dari Harry Kane. Dan pada laga ini Parrott tampil tak mengecewakan.

Sebagai pilihan utama, tentu saja Pochettino masih mengandalkan Harry Kane, yang pada laga ini mempertontonkan instingnya sebagai mesin gol kelas atas. Tak tertinggal Lucas Moura yang akan selalu siap membobol gawang lawan.