3. Solskjaer Tidak Gemar Menuntut ke Manajemen

Ole Gunnar Solskjaer

Solskjaer jarang memercik api perselisihan dengan manajemen. Sikap tersebut menjadi nilai tambah sang juru taktik.

Sebagai contoh, ketika Jose Mourinho menjabat sebagai pelatih, terjadi beberapa keributan dengan manajemen Manchester United. The Special One sempat menuntut manajemen menggaet pemain yang ia inginkan.

Tuntutan tersebut menghasilkan keributan di dalam tim. Walhasil, penampilan di lapangan pun bisa ikut terpengaruh.

Kondisi berbeda terlihat pada era Solskjaer. Sang pelatih jarang mengeluarkan pernyataan yang menyerang manajemen. Solskjaer berusaha menerima apa yang diberikan para petinggi.

4. Menghindari Biaya Pesangon

Ole Gunnar Solskjaer

Memecat pelatih sama dengan memberikan pesangon. Pada saat ekonomi yang sedang terpuruk seperti saat ini, menghindari mengeluarkan uang untuk membayar pesangon adalah langkah bijak.

Daily Star melaporkan, The Red Devils membutuhkan 5 juta pounds untuk membayar pesangon jika melakukan pemecatan kepada Solskjaer. Memang, biaya tersebut tidak sebesar yang dikeluarkan pada saat menyingkirkan Jose Mourinho (20 juta euro), tetapi saat ini klub sedang melakukan penghematan.

5. Tidak Ada Garansi Manajer Baru Berikan Prestasi

Ole Gunnar Solskjaer

Dari nama yang beredar, Mauricio Pochettino adalah calon terkuat pengganti Ole Gunnar Solskjaer. Namun, pertanyaannya, apakah Pochettino menjadi jaminan Manchester United akan meraih prestasi?

Mendatangkan manajer baru berarti sama juga seperti mengganti rencana klub, gaya bermain, dan kebijakan transfer. Meski demikian, sang manajer juga membutuhkan waktu untuk beradaptasi. Selain itu, tidak ada rumus pasti yang menjamin pelatih baru akan mendatangkan kesuksesan.

Oleh karena itu, ada baiknya memberikan kesempatan kepada Solskjaer setidaknya hingga pertengahan musim. Solskjaer memiliki kelebihan dari calon penggantinya karena paham betul dengan suasana dan filosofi The Red Devils.