3. Chelsea Tidak Lagi Dilatih Jose Mourinho

Jose Mourinho di Anfield tahun 2014

Percaya atau tidak, faktor Jose Mourinho bisa jadi pembeda di laga nanti. Maurizio Sarri - tanpa mengurangi rasa respek - bukan Mourinho yang tahu bagaimana caranya menarik perhatian publik dengan kontroversi, ucapan, atau taktik yang diterapkannya.

Pada 2014, The Special One tahu persis timnya tidak terlibat dalam perburuan titel Premier League, tapi ia juga tahu Chelsea bisa menentukan pemenang titel Premier League. Mourinho, dengan taktik pragmatisnya, mampu membawa Chelsea menang 2-0 di Anfield kala itu.

Mourinho 'seolah' senang menggoda Liverpool agar gagal meraih titel Premier League dan di satu momen, menahan bola yang ingin diambil Steven Gerrard dan Jon Flanagan - tipikal Jose Mourinho.

Sarri jelas berbeda. Manajer asal Italia relatif tidak akan memicu kontroversi dan tetap akan meminta Chelsea bermain ofensif - tanpa niatan merusak impian titel Premier League Liverpool, meski tahu Liverpool sangat berbahaya dari serangan balik.

4. Liverpool Lebih Kolektif

Roberto Firmino, Mohamed Salah, dan Sadio Mane

"Cara kami bermain sekarang, setelah enam tahun berada di klub, sepenuhnya berbeda dari waktu itu (2014). Kami kala itu punya kesempatan besar (meraih titel Premier League), tapi kami terlalu bergantung dengan kualitas mencetak gol Luis Suarez dan sekarang kami lebih bersatu."

"Kami tidak kebobolan banyak gol dan ancaman datang dari banyak arah ketimbang hanya satu pemain. Dari sisi itu, kami jauh lebih solid dibanding masa lalu, ketika kami bergantung kepada kualitas individu dan individu pemain."

Mignolet mengutarakan pendapatnya itu kepada Sky Sports. Kiper asal Belgia merupakan saksi perjalanan Liverpool dalam kurun waktu lima tahun terakhir. Jadi, dia tahu persis perbedaan skuat terkini dibanding masa lalu.

Ucapannya tidak salah. Pembagian gol Liverpool musim ini memang tidak bergantung kepada satu pemain, seperti Suarez di musim 2013-14, dan merata di lini depan. Mohamed Salah menorehkan 18 gol, Sadio Mane 17 gol, dan Roberto Firmino 12 gol.

Pembagian gol yang lebih merata dan gol yang dapat datang dari berbagai arah itu berbeda dari skuat Liverpool di tahun 2014.