1. Brasil Tetap Tajam Tanpa Neymar

Sepanjang turnamen, Brasil membuktikan mereka masih tajam meski tak diperkuat Neymar yang cedera beberapa saat sebelum Copa America dimulai.

Brasil memang membutuhkan waktu untuk bisa bermain normal tanpa sang bintang. Ketajaman Brasil tetap terjaga setelah sang pelatih, Tite melakukan penyesuaian, khususnya di lini depan.

Tite memutuskan untuk menduetkan Roberto Firmino dan Gabriel Jesus. Kedua pemain mampu berkolaborasi dengan mulus. Keduanya saling dukung dan tidak egois.

Boleh jadi, duet ini akan menjadi faktor yang membawa Brasil untuk pertama kalinya sejak 2007 menjadi juara Copa America.

2. Tuan Rumah Favorit Kuat

Hampir semua bursa taruhan mengunggulkan Brasil bisa melibas Peru. Mencetak tujuh gol dalam dua laga terakhir menjadi salah satu faktor mengapa Brasil begitu diunggulkan.

Selain mencetak gol, Brasil mampu menjaga gawang mereka tak kebobolan sepanjang turnamen. Bahkan mereka mampu membuat Lionel Messi tak berkutik.

Selain itu, Brasil berhasil melibas Peru 5-0 di fase grup. Jika melihat ke belakang, Brasil juga punya rapor bagus tiap kali melawan Peru. Sepanjang sejarah, Brasil mencatat 30 kali menang, 9 imbang, dan hanya empat kali kalah.

3. Peru Bisa Bikin Kejutan Terbesar

Brasil memang sangat diunggulkan pada final Copa America kali ini. Tapi, di final tidak ada yang mustahil.

Jika Peru berhasil mengalahkan tuan rumah Brasil di final nanti, mereka bisa dikatakan akan mencatat kejutan terbesar sepanjang sejarah Copa America.

Alasannya, Peru akan mengalahkan Brasil di depan publik sendiri. Selain itu, Peru sudah sejak 1975 tak pernah menjadi kampiun atau bahkan tampil di final Copa America.

Melihat sejarah, materi pemain, lokasi final, lawan yang dihadapi, rasanya tak ada laga final dalam sejarah yang akan lebih mengejutkan jika Peru berhasil membekap Brasil.