2. Kebangkitan Performa Karim Benzema

Karim Benzema

Eksistensi Vinicius juga membangkitkan performa Karim Benzema. Striker asal Prancis berusia 31 tahun menjelma jadi striker yang diharapkan fans: tajam dalam urusan mencetak gol.

Bukan rahasia umum lagi jika torehan gol Benzema menurun ketika Ronaldo masih bermain di Madrid. Perannya sebagai pencetak gol dibebankan kepada CR7 dan Benzema lebih bertindak sebagai pembuka ruang bagi rekan setim, menarik perhatian lawan.

Benzema masih melakukannya saat ini: menjemput bola, mencoba selalu aktif terlibat serangan Madrid, namun dengan sentuhan emas mengonversi peluang menjadi gol. Eks striker Olympique Lyonnais sedang tajam-tajamnya saat ini.

Termasuk satu golnya ke gawang Alaves, Benzema kini telah mencetak 19 gol di seluruh kompetisi dari total 35 pertandingan, memberikan empat assists dan lima kali menjadi Man of the Match. Benzema seakan terlahir kembali di bawah asuhan Solari.

3. Mencadangkan Pemain Senior yang Performanya Menurun

Sergio Reguilon

Solari tidak segan melakukan apa yang pernah dilakukan Zinedine Zidane di Madrid: mencadangkan pemain senior yang performanya menurun. Jika dahulu Gareth Bale dan James Rodriguez dicadangkan Zidane, maka kali ini Solari mencadangkan Marcelo dan Isco.

Menjadikan performa dan kerja keras saat berlatih sebagai tolok ukur, Solari menunjuk dua pemain muda, Sergio Reguilon dan Dani Ceballos sebagai pengganti Isco. Hasilnya tidak mengecewakan.

Reguilon lebih seimbang dengan kemampuannya ketika bertahan dan naik membantu serangan. Ceballos juga sangat aktif terlibat dalam tiap proses serangan Madrid menggantikan Isco.

Menunjuk keduanya bermain reguler di tim utama mungkin jadi solusi dan pilihan terbaik bagi Madrid. Marcelo dan Isco yang sudah sering meraih trofi barangkali membutuhkan motivasi dari dua pemain yang haus dan lapar gelar tersebut.