1. Pengalaman di Piala Dunia

Shin Tae-yong
Shin Tae-yong. (KFA)

Satu yang menjadi kelebihan Shin Tae-yong daripada Luis Milla adalah pengalamannya di Piala Dunia 2018. Ia membawa Korea Selatan (Korsel) melaju ke putaran final Piala Dunia 2018.

Berada di Grup F bersama juara bertahan Jerman, Meksiko, dan Swedia, Korsel mampu menjelma dan bersaing.

Korsel mengalahkan Jerman dengan skor 2-0. Sayang, mereka tidak lolos karena kalah dari Meksiko (1-2) dan Swedia (0-1).

Meski begitu, jika memang PSSI membutuhkan pelatih Timnas Indonesia yang nantinya membantu tim untuk Piala Dunia U-20, Shin Tae-yong memiliki bekal yang luar biasa ketimbang Luis Milla.

2. Sudah Tahu Kultur Sepak Bola Asia

Shin Tae-yong
Shin Tae-yong. (Zimbio)

Target PSSI tentu untuk Timnas Indonesia perlahan. Mulai dari juara se-Asia Tenggara (Piala AFF), Asia (Piala Asia), dan baru bicara masuk Piala Dunia.

Shin Tae-yong sudah fasih betul dengan kultur persaingan sepak bola Asia. Pelatih berumur 50 tahun itu pernah menjadi pesepak bola profesional. Sejumlah prestasi ditorehkannya dari pemain hingga pelatih. Termasuk membawa Seongnam Ilhwa Chunma juara Liga Champions Asia tahun 2010.

Ia juga pernah membawa Korsel juara Piala Asia Timur pada tahun 2017. Mereka mengalahkan kekuatan sepak bola Asia lainnya, yakni Jepang.

Sementara itu, Luis Milla belum mengenal secara keseluruhan sepak bola Asia. Luis Milla lebih menitih karier banyak di Eropa. Saat menjadi pelatih Timnas Indonesia, itu menjadi pengalaman pertamanya melatih sebuah negara Asia.

3. Berkiblat ke Asia Timur

Shin Tae-yong
Shin Tae-yong. (Zimbio)

Timnas Indonesia bisa mengikuti jejak kesuksesan Vietnam bersama Park Hang-seo, jika merekrut Shin Tae-yong.

Vietnam yang berkiblat dengan sepak bola Korsel melalui Park Hang-seo, langsung menorehkan prestasi. Salah satunya melaju ke perempat final Piala Asia 2019.

Jejak Vietnam terdekat diikuti Thailand, yang berkiblat ke Asia Timur. Thailand merekrut Akira Nishino.