1. Bek Klasik yang Langka di Era Sepak Bola Modern

Diego Godin

Atletico kabarnya mengincar Nicolas Otamendi sebagai pengganti Godin. Melihatnya dari segi kualitas, Otamendi memang bisa mengisi kekosongan yang ditinggalkan Godin. Tapi, apakah keduanya sama? Tentu tidak.

Otamendi memang bek yang agresif tipikal bek-bek Amerika Selatan seperti Godin, tapi, soal gaya bermain, Godin berbeda dengannya. Godin, bersama Giorgio Chiellini (bek Juventus), merupakan dua hardman atau bek-bek klasik yang langka saat ini.

Keduanya menjalankan tugas utama sebagai bek: bertahan, disiplin menjaga zona, pintar membaca permainan, lugas dalam bermain, dan tidak kenal kompromosi. Membangun serangan dari belakang tak pernah ada di benak pikiran mereka - prioritas kedua.

Sosok itulah yang hilang di skuat Atletico musim depan. Jose Maria Gimenez dengan potensi tandemnnya, Otamendi, tidak akan sama dengan Godin-Gimenez atau Godin-Stefan Savic.

2. Jiwa Kepemimpinan

Diego Godin

Atletico punya Juanfran, Koke, atau Griezmann sebagai pemain-pemain senior yang akan memimpin tim musim depan. Tapi, tentu saja itu akan berbeda dari saat dipimpin Godin yang memimpin dengan caranya bermain: penuh determinasi dan pantang menyerah.

Pemimpin sejati terlahir apa adanya. Kepemimpinan bukanlah hal yang dapat dipelajari atau dipraktekkan setiap harinya. Godin memilikinya secara alamiah dan tidak mudah bagi Atletico mencari pemimpin berikutnya.

"Anda telah bertarung di ribuan pertarungan dan mempertahankan jersey klub di tiap laga dan Anda mengenakan ban kapten. Ke mana pun Anda pergi, Atletico mendoakan Anda yang terbaik. Atletico keluarga Anda, Wanda Metropolitano rumah Anda," tutur Enrique Cerezo, Presiden Atletico.

3. Bek Terbaik LaLiga

Selain Sergio Ramos, Raphael Varane, Gerard Pique, Godin juga merupakan salah satu bek tengah terbaik di LaLiga selama bertahun. Terhitung dari tahun 2016-2019, menilik statistik dari Eleven Sports, Godin telah memenangi 483 duel defensif, 180 kali memotong jalur bola lawan, memenangi 239 duel bola udara, dan memiliki akurasi operan 82,02 persen.

Kepergiannya pada usia 33 tahun barangkali diperuntukkan untuk membuka jalan bagi regenerasi di lini belakang atau pemain muda beraksi. Meski begitu, sangat disayangkan Godin tidak memilih pensiun dengan Atletico.

Godin memiliki seluruh hal yang merepresentasikan filosofi sepak bola Simeone di Atletico: pantang menyerang, selalu mengerahkan segalanya di tiap laga, dan tentunya, selalu siap bertarung habis-habisan.

Diego Simeone

Wajar jika Simeone begitu sedih (terlihat dari raut wajah di sesi konpers) ketika melihat salah satu prajurit terbaiknya itu pergi ke klub lain.