Di Yamaha, Rossi memang seperti terlahir kembali. Secara konsisten, ia mulai bisa bersaing pada baris depan. Puncaknya terjadi pada musim 2015.

Dia sangat kompetitif memulai MotoGP 2015. Tercatat pada 12 lomba pertama, The Doctor-julukannya selalu naik podium. Dalam periode tersebut, Rossi mencatat empat kemenangan.

Alhasil ia berada di puncak klasemen dalam kurun waktu yang lama. Titik baliknya terjadi pada MotoGP Malaysia atau putaran ke-17. Di lomba ini terjadi insiden ikonik di mana ia dinilai sengaja menjatuhkan Marc Marquez.

Sebelum MotoGP Malaysia, Rossi memang menganggap Marquez coba membantu rival utama sekaligus rekan setimnya, Jorge Lorenzo untuk jadi juara dunia.

Karena ulah Rossi di MotoGP Malaysia, ia mendapat hukuman start dari grid paling belakang pada putaran terakhir MotoGP Valencia. Imbasnya ia hanya finis keempat.

Di saat sama, Lorenzo finis terdepan dan mengambil alih posisi puncak klasemen dari Rossi. Praktis sejak momen kegagalan di MotoGP 2015, ia belum pernah lagi bersaing ketat menjadi juara dunia.

Dua musim terakhir, motor Yamaha turut mengalami kemunduran. Puncaknya, Rossi gagal merasakan kemenangan di MotoGP 2018. Pada usia 40 tahun saat mengikuti musim 2019 dan berstatus pembalap tertua di grid, Rossi pun berpotensi pensiun tanpa pernah merasakan titel juara dunia.*

Baca Berita Selengkapnya soal MotoGP Lainnya di KabarOto.com